Jumat, 25 November 2011

Jangan Katakan Cinta, Kalo Gak Berani Nyebur

Tepat pukul 15.30 wita (Kamis, 24/11/2011), kami dan rombongan menuju desa Angsana kecamatan Angsana, yang berjarak sekitar 65 km dari Pagatan, kecamatan Kusan Hilir.  Rombongan yang kudampingi kali ini adalah anak siswa dan siswi dari SMKN 3 Banjarbaru sebanyak 6 (enam) orang, dalam rangka survey kawasan wisata yang ada di Angsana yaitu Obyek Wisata Pantai Angsana Bahari dan Terumbu Karang.  Obyek wisata ini terletak di Pantai Angsana dengan hamparan puluhan gugusan terumbu karang yang ada di lautnya.
Photo Bareng Di Dermaga Angsana
Setelah pukul 16.45 wita, kami pun tiba di Pantai Angsana dan tanpa komando, para siswa dan siswi pun berpencar mengambil photo/dokumentasi laut dan pantai yang boleh dikatakan mempesona itu.  Aku yang sudah melihat kondisi semakin sore, langsung mendatangi nelayan yang akan membawa kami ke laut untuk memperlihatkan terumbu karang kepada mereka.  Akhirnya, Sayid Usman, yang punya kapal pun mengiyakannya untuk pergi ke laut sebab walaupun sudah agak sore namun kondisi laut masih bersahabat dan masih mendukung.
Tak lama kemudian, kami pun menyiapkan peralatan dan perlengkapan seperti peralatan snorkling (masker, fin dan snorkling), life jacket (pelampung), GPS (Global Positioning System), shampoo (bukan untuk mandi lho, tapi untuk mencuci masker agar tidak fooging atau mengembun saat dipakai), dan lain sebagainya.
Lagi siap-siap ke laut, sempat pake diphoto nih
Tujuan survey kali ini bagi siswa dan siswi adalah sebagai survey awal untuk melihat kondisi pantai, melihat secara langsung terumbu karang.  Para siswa dan siswi dibagi menjadi beberapa kelompok di sekolah yang ditugaskan membuat tour pariwisata dimanapun berada.  Selain kelompok ini, kelompok siswa yang lainnya survey di kawasan wisata lainnya.  Kelompok yang kudampingi ini adalah Kelompok II (Dua), yang anggotanya terdiri dari 6 (enam) orang, yaitu Jieach, Nia, Tina, Nida, Kipli dan Eri.  Ia tertarik akan terumbu karang karena aku sering menceritakan kepada mereka betapa indahnya terumbu karang yang ada disana. Setelah survey pendahuluan ini, mereka akan membuat presentasi mengenai lokasi wisata ini kemudian dipresentasikan (diekspose) di kelas mereka, bagi tour wisata yang paling banyak peminatnya maka akan dilakukan, dengan melibatkan siswa dan siswi serta guru-guru mereka yang jumlahnya kurang lebih sebanyak 100 orang.
Ini dia...Calon Sang Penjaga Laut
Singkat cerita, kami pun sudah berada di atas kapal.  Dengan alunan ombak yang tenang seakan-akan membuat kami ingin tidur sambil menikmati keindahan laut Angsana.  Kendati demikian, aku sebagai penyuluh perikanan di desa itu, juga sebagai pemandu mereka, sambil memberikan penyuluhan dan informasi mengenai keberadaan terumbu karang yang ada di sekitar perairan itu.  Mereka pun semakin tertarik, dan semakin semangat untuk melihat secara langsung terumbu karang yang ada.  "Jangan lupa, gunakan life jacket (pelampung) demi keselamatan kita semua" tegasku kepada mereka agar selalu dalam keadaan "safety" (aman).
Setelah kurang lebih 20 menit di atas kapal menuju karang, akhirnya tibalah kami di Karang Kima, salah satu karang yang paling luas (sekitar 10 ha) di Kabupaten Tanah Bumbu dan timbul pada saat air surut.
Photo Bareng Sebelum Ke Laut
Sesampai disana, aku langsung mengarahkan dan membimbing mereka agar siap untuk berpetualang di dalam laut.  Pertama-tama, aku jelaskan apa itu peralatan snorkling dan bagaimana cara menggunakannya.  Lalu akupun mempraktekkannya ke laut secara langsung dengan diperhatikan oleh mereka.  Setelah selesai, mereka pun mencobanya satu persatu dengan bergantian dan sudah barang tentu dibawah pengawasanku.  "Ohhhh....betapa indahnya terumbu karangnya, tak kusangka di tempat kita ini (Kalsel) ada terumbu karang yang sangat cantik seperti ini" kata salah seorang siswi dengan nada terkejut. "Gak ada ruginya kita jauh-jauh kesini kalo kita sudah melihat karang dengan mata sendiri" celetuk salah satu siswa.  "Pasti kawan-kawan kita akan berminat untuk datang kesini" ujar yang lainnya.  Bahkan ketika kutanya salah seorang siswi "Gak nyebur ya?????" dia menggeleng kepala.  Ternyata aku baru tau ternyata dia belum bisa berenang.  "Aku sebetulnya mau banget nyebur supaya lihat karang, tapi aku gak bisa berenang kak" katanya.    "Tenang....sini kakak ajari, biar gak bisa berenang tapi kan udah pake pelampung,,,".  tambahku.  "Katanya cinta karang, masak cinta gak berani nyebur.....lagian ini kan dalamnya cuma 2  meter aja".  
Sang Instruktur Memberikan Pengarahan Sebelum Snorkling
Saking semangat dan tersugestinya cewek ini, ia berani juga akhirnya menceburkan diri.   Byuuuuuurrrr, lalu ia pun basah dengan pelampung yang sudah safety, akupun siap-siap menjaganya.   "Ahhh...enak ya kak, aku bisa timbul kayak gini, itu.....ohhh,,,, bagusnya karangnya....eit itu ada ikan....ikan apa namanya ya...??? Sayang, aku gak bawa kamera underwater, soalnya tadi aku pikir gak sempat ke laut karena kesorean.  Namun, walaupun demikian, dengan kamera SLR pun aku sudah cukup mendokumentasikan kegiatan ini.  "Aku yakin, kawan-kawan di sekolah pasti akan ke sini" kata Jieach dengan penuh semangat.
Setelah kurang lebih 30 menit di laut, hari pun semakin menggelap dan sinar matahari pun sudah hampir sirna dari bagian barat.  Aku pun menyudahi dan menyatakan agar kegiatan hari ini sudah cukup.  "Biar kita sebentar aja di laut, yang penting kalian sudah melihat karang secara langsung, dengan mata dan kepala kalian sendiri."
Akhirnya kami pun pulang menuju muara pantai Angsana yang samar-samar masih terlihat.  Dengan selalu diiringi senyum yang puas, mereka berkata "Aku akan kembali kesini lagi kelak". Akupun berfikir, sebagai penyuluh perikanan yang bertugas di desa ini, alangkah bahagianya aku jika mereka tertarik dan mau komitmen terhadap pelestarian terumbu karang di negeri tercinta ini. (echo).
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Selasa, 22 November 2011

Olah dan Jual, Duit Pun Didapat

Pagi selasa, sekitar pukul 07.00 Wita, dengan ditemani 2 buah tas aku berjalan ke arah pesisir pantai Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir. Sudah pasti, 1 tas berisi handycame dan yang 1 tasnya lagi berisi kamera.  Sembari ditiup angin sepoi-sepoi, aku menikmati perjalanan ini dengan penuh menyejukkan hatiku.  Sesampai di pesisir pantai, kulihat laut yang sangat teduh tanpa gelombang sedikit pun, yang terasa tidak langsung mengingatkan aku kepada sahabat karibku "Si Umbu" (terumbu karang), yang sudah 1 bulan lebih belum ada kutengok.  Dan, aku pun kembali merindukannya, sangat merindukannya.  Beberapa saat aku terpaku pada lamunanku.  Tak jauh dari bibir pantai, kutemui beberapa orang sedang sibuk menjemuri ikan dan di atas para-para, lalu aku pun menghampirinya.

Proses perendaman di air garam
"Assalamu'alaikum, pak" ucapku di tengah-tengah keheningan dan kesibukan mereka.  Mereka pun menjawab "Waalaikumussalam, eh pian kah pak Eko?", jawabnya sambil menyapaku.  "Kaya apa kabar pian pak? yah, mudahan sehat-sehat aja" sambil tersenyum aku pun memulai pembicaraan. "Alhamdulillah sehat-sehat aja pang nah" timpalnya. Setelah beberapa menit kubiarkan mereka sibuk dulu, setelah beberapa lama lalu ia pun mempersilakan aku duduk. "Ada kabar apa neh? pina sungsung bejalanan sudah." tanyanya.  "Oh...kada pak ai, ulun handak minta waktu banarai setumat, untuk wawancara lawan pian".  Aku pun mulai menjelaskan maksud kedatanganku dan mensosialisasikan adanya SMB Online ini kepada mereka, akhirnya mereka pun menanggapi dengan positif bahkan mendukugnya.

Dia adalah Arifansyah (42 tahun), laki-laki yang sering dipanggil Irfan ini, adalah salah satu pelaku utama sekaligus pelaku usaha di bidang perikanan yang tinggal di RT 04 desa Juku Eja.  Sebagai pelaku utama karena dia merupakan pengolah hasil perikanan (ikan asin), sedangkan sebagai pelaku usaha karena dia berjualan (dagang) ikan.  Memang, itulah sektor "kelautan dan perikanan", bagi saya memang sangat mengasyikkan dan menyenangkan, karena 2 kata tersebut memang tidak bisa dipisahkan.

Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari langsung
Menurut Irfan, sistem usaha yang dilakukannya bukan hanya pada tahap pengolahan saja, namun juga pada tahap penjualannya.  Karena dengan mengolah dan menjualnya sendiri untungnya akan lebih lumayan dari pada membeli kemudian menjualnya.

Jenis ikan yang diolah (diasinkan) Irfan ada ikan yang besar, ada juga yang kecil.  Ikan yang besar ini biasanya jenis-jenis ikan ekonomis penting seperti ikan tenggiri, ikan telang papan dan ikan mayung. Sedangkan ikan yang kecil ini seperti ikan tembang, gulama, bogor dan serisi. Ikan-ikan yang disebutkan adalah ikan yang dominan saja, masih banyak lagi ikan-ikan lainnya.

Namun, perlu kita ketahui dan diingat bahwa dalam pengolahan ikan asin ini biasanya terjadi penyusutan berat daging ikan, karena melalui proses pengeringan.  Dalam hal ini, menurut pengalaman Irfan, dalam 100 kg (1 pikul) ikan segar, akan mengalami penyusutan antara 50 - 65%.  Ia menjelaskan, jika kita mengolah atau mengasinkan ikan yang besar dari 100 kg akan diperoleh hasil akhir sebanyak 60 kg, sedangkan untuk ikan yang kecil hanya sebanyak 40 - 50 kg saja.  Itu juga tergantung jenis ikan yang diasinkan. 

Untuk lebih jelasnya, ia mencontohkan untuk ikan telang (tenggiri) dalam 100 kg hanya bisa diperoleh sekitar 60 kg, jadi penyusutannya 40%.  Ikan otek (manyung) diperoleh 35 - 40 kg (penyusutan 60 - 65%).

Ikan tenggiri yang akan dikeringkan
Nah, sekarang untuk bisa mengolah ikan asin apa saja yang harus kita lakukan? Caranya dengan merendam ikan ke dalam larutan garam ke dalam suatu tempat (bak kayu, stirofoam, dll).  Menurut pengalaman ikan, ikan larutan garam ini terdiri dari air sebanyak 30 liter, diberi garam sebanyak 25 kg.  Biasanya dalam 100 kg (1 pikul) ikan, Irfan memberi garam sebanyak 25 kg saja.  Jika ikan yang diolah  ukurannya kecil maka hanya direndam selama 1 malam saja, untuk ikan yang ukurannya besar bisa direndam selama 2 malam.  Pada saat penjemuran, ikan kecil biasanya lebih cepat kering dibanding ikan besar.  Pengalaman Ifran, ikan besar dijemur rata-rata selama 2 - 3 hari, sedangkan untuk ikan kecil hanya 1 - 1,5 hari saja.  "Itu jua tergantung kondisi cuacanya, yang pasti rata-ratanya kaya itulah", katanya.

 
Ikan tenggiri yang sedang dikeringkan
"Yah...ulun rasa cukup dulu wawancara hari ini Pak Ifan, kena pulang kita dilanjutkan" ucap saya dengan maksud bukan untuk memutuskan pembicaraan, tapi karena waktu yang terbatas.  "Terima kasih dulu pak lah, semoga aja usaha pian selalu mendapat berkah," do'aku buat Pak Irfan.  "Ulun minta maaf nah bila mengganggu sampiyan lah." tambahku.  "Iya, kada papa pak ai, selamat bertugas aja, semoga pian jua sukses."  Aku pun berjabatan tangan kemudian mengucapkan salam dan meninggalkan tempat/pondok.

"Ayo, mari kita makan ikan, baik bagi ibu-ibu, bapak-bapak, kakak-kakak maupun adik-adik, mari kita makan ikan, baik itu ikan asin maupun ikan yang belum diasinkan, yang penting ikannya segar lho".  Kenapa????? Karena ikan banyak mengandung protein (protein hewani) yang berguna untuk pertumbuhan dan kecerdasan karena daging ikan juga mengandung Omega 3 lho....
Hidup Nelayan..... Hidup Ikan.........
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Minggu, 20 November 2011

Kisah Di Balik Dua Roda

Seiring angin berhembus, menerpa wajahku yang sangat kencang, sebanding dengan tarikan gas sepeda motorku.  Dengan semangat di hati, kulalui serpihan-serpihan pasir pantai disamping deburan ombak pagi yang berirama.  Terik panas pagi yang menghangatkan diri bagi sang hamba yang sendiri disini.  Yang selalu diterjang kerinduan yang sangat mendalam kepada pujaan hati.  Itulah yang kurasakan saat aku melalui liku-liku pantai Pagatan yang indah ini.

Air dalam derigen, yang siap diangkut ke pasar ikan

Saat mataku tertuju kepada orang tua yang sedang mengambil air di tepi pantai, aku pun langsung menghentikan sepeda motorku.  Aku bertanya dalam hati, "untuk apakah air laut yang diambil itu?" karena merasa penasaran, maka akupun segera menghampiri beliau.

"Assalamu'alaikum, maaf pak kalo ulun mengganggu pian, kalo ulun boleh tau kesan apa banyu laut yang pian ambil ini?" salam sekaligus pertanyaan yang kulontarkan kepada beliau.  Kemudian beliau menjawab, "Banyu ini kesan dijual ke pasar iwak".  Lalu akupun berfikir, hingga terjadilah wawancara beberapa saat lamanya.

Pak Taher, seorang lelaki yang sudah berumur 63 tahun itu, beliau mengaku sudah 6 (enam) tahun menjalani profesi seperti ini.  Dengan sabar beliau menekuninya demi untuk menafkahi keluarganya.  Walaupun sudah tidak muda lagi, lelaki yang tegar ini tetap semangat dalam mencari nafkah untuk anggota keluarganya.

Maklum, pasar ikan yang terletak agak jauh dari pantai hingga memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk mengambilnya ke laut.  Juga banyaknya para pedagang ikan yang menggelar dagangannya di tepi-tepi jalan.  Nah, peluang ini dipergunakan sebaik-baiknya bagi Pak Taher untuk mengadu nasib untuk mencari sesuap nasi.  Akhirnya alhamdulillah, dengan usaha mengambil air laut lalu menjualnya ke pedagang-pedagang ikan yang ada di Pasar Pagatan, Kusan Hilir.  Menurut Pak Taher, hanya beliau sendiri yang melakukan usaha itu.  Air laut yang diambil dengan menggunakan derigen (kapasitas 25 liter) diangkut dengan menggunakan gerobak kemudian diantar ke pedagang-pedagang ikan yang ada di pasar.

Pak Taher.... begitu besar jasa dan pengorbananmu
Berdasarkan hasil wawancara, air yang dibawa dalam gerobak setiap kali trip sebanyak 11 derigen dengan harga Rp 3.000,- per buah derigen.  Jika sekali trip maka pendapatan beliau 11 buah x Rp 3.000,- = 33.000,- per trip.  Menurut beliau, pada saat musim ikan satu hari sampai 5 kali trip sehari, namun jika bukan musim ikan (hari biasa) hanya mencapai 1 - 2 kali trip saja sehari.

Nah, perlu kita ketahui bahwa berkat jasa Pak Taher inilah, kita bisa membeli ikan segar yang ada di pasar ikan.  Karena air yang dijual oleh Pak Taher itu digunakan untuk mencuci dan membasahi ikan supaya selalu dalam keadaan segar, selain diberi es.  

Semoga apa yang engkau harapkan, apa yang kau inginkan akan tercapai Pak Taher.  Semoga Tuhan selalu menyertaimu dan memberimu rezeki yang halal, biar sedikit tetapi berkah....
Amin Allaahumma Amin.

Buat diri saya pribadi, buat kawan-kawan, buat sahabat-sahabat, buat ibu-ibu, buat bapak-bapak, buat adik-adik maupun kepada siapa saja yang membaca tulisan/cerita ini, mari kita syukuri apa yang telah diberikan kepada kita semua.  Biar sedikit, seadanya, yang penting dicari dengan cara yang halal, hingga bisa membawa keberkahan...
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Jumat, 18 November 2011

Kisah Si Pembuat Bagan Tancap Mini

Apa anda mengenal wilayah pantai Pagatan, khususnya di sekitar lokasi siring pantai yang terletak di arah barat jembatan terpanjang di Kab. Tanah Bumbu ini? Nah, di sekitar lokasi itu (pesisir pantai) ada sesuatu yang sangat unik jika kita cermati.  Hadirnya keunikan ini merupakan hasil buah tangan dari remaja kelas 3 siswa SMPN 2 Pagatan.  Apakah keunikan tersebut ? Mari kita simak liputannya berikut ini :

Bagan Tancap Mini buatan Hasriyadi dilihat dari dekat
Hasriyadi (15 Tahun), salah seorang remaja dari keluarga nelayan yang tinggal di desa Beringin kecamatan Kusan Hilir ini mengaku sangat puas dengan apa yang telah dilakukannya beberapa bulan yang lalu.  Bagaimana tidak, biasanya alat tangkap "Bagan Tancap" (Bagang), yang biasanya dibuat oleh puluhan orang itu bisa dibuatnya sendiri dengan waktu hanya sekitar 1 minggu, karena hanya dibuatnya pada saat  waktu luang sore hari setelah pulang sekolah saja.  Ia menambahkan, jika dibuat dengan serius mungkin hanya memakan waktu beberapa hari saja.  Apa mungkin ya???

Menurut Hasri, inspirasi atau ide kreatif ini berawal dari keseringannya ia ikut ke Bagan untuk membantu sang paman setiap hari libur sekolah.  Ini dilakukannya untuk membantu orang tuanya membiaya sekolahnya.  Karena keseringannya itu, ia sangat akrab dengan bagan tancap ini, hingga "menjadi teman akrabnya dalam mengisi liburan sekolah", katanya.  Bagan yang sering didatanginya itu sangat jauh, sehingga hanya pada saat libur dan waktu tertentu saja  ia bisa kesana.  Karena keakrabannya dengan bagan itu, akhirnya ia pun berfikir bagaimana caranya agar ia bisa setiap hari bisa melihat bagan dan duduk disana kapan saja walaupun bukan pada hari ibur.  Nah, akhirnya ia pun mendapatkan ide yang sangat kreatif ini yakni membuat bagan tancap mini.

Hasriyadi (15 Th) dan Bagan Tancap Mini buatannya
Menurutnya, bagan tancap mini ini dibuat pada bulan puasa beberapa bulan yang silam.  "Ilmu ini tidak ada dipelajari di sekolah, tapi hanya didapat dari pengalaman" ucapnya.   Dengan berbekal kayu-kayu bekas dan bambu yang ia cari di sekitar belakang rumah maupun tepi pantai, ia pun mulai menancapkannya dan mengikat dengan tali nilon sembari merangkai rangka bagan tersebut.   Setelah hampir selesai, kemudian diberi dari (semacam jaring) untuk perangkap ikannya.  Jarak antara bagan dengan bibir pantai sangat dekat, hanya mencapai beberapa meter saja.  Kedalaman bagan ini jika air surut hanya ± 0,5 m dan ± 2 m jika air pasang.  Ia mengaku, sering nongkrong di atas bagan itu sambil menikmati indahnya pantai Pagatan.  Menurutnya, ukuran bagan tancap mini ini hanya 4 x 4 m dengan tinggi 3 m.

Menurut sang ibu, memang sudah sejak kecil ia sangat suka dengan bagan.  Hasri berharap, semoga dirinya kelak bisa berguna bagi nusa dan bangsa.  Ketika ditanya oleh Reporter SMB Online apa cita-cita Hasri, ia pun menjawab dengan tersipu malu "ulun handak menjadi insinyur perikanan aja" sambil melemparkan senyuman polosnya. 

Nah, bagi kawan-kawan lainnya yang tertarik bagaimana cara membuat bagan apung atau bagi pelajar yang mau belajar atau bagi guru yang mengajar muatan lokal (mulok) kelautan dan perikanan bisa membawa siswanya kesini untuk melihat dan mempraktikan secara langsung bagaimana cara membuat bagan tancap, salah satu alat tangkap ikan yang lumayan banyak digunakan nelayan di Bumi Bersujud ini.

Yah, semoga saja Hasri, "apa yang kau cita-citakan akan berhasil kelak, paling tidak bertambah satu lagi orang yang komitmen dengan sektor kelautan dan perikanan di Bumi Bersujud ini. Amin." do'a dari Reporter SMB Online yang juga sebagai Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten. 
Hidup Hasri...... Hidup Nelayan!!! (echo).
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Kamis, 17 November 2011

Pokok Penyuluh, Sampingan Photografer

Sejernih embun  pagi, yang tak pernah bosan membasahi celah-celah dedaunan yang rimbun dan tersebar di jalan gang yang kulewati.  Bunyi kendaraan memecah keheningan dan beberapa saat kemudian kembali hening ditelan pagi.  Di ufuk timur sudah terlihat lidah sinar mentari yang masih malu untuk menyongsong pagi.  Pagi ini adalah pagi yang sangat dingin namun menyegarkan.  Sesaat, sebelum berangkat aku bergumam, "Ya Allah, betapa maha besarnya Engkau yang telah menjadikan siang dan malam, berilah hamba kekuatan untuk melakukan pekerjaan pada hari ini......"

"Um Iku....kaina kalu ulun sudah ganal, ulun handak jadi kaya pian jua...
Memang, tepat pukul 06.10 wita dini hari, Kamis (17/11/2011), dengan perlahan-lahan aku sudah menurunkan kendaraan roda dua dan menghidupkan mesinnya.  "Hari ini mungkin merupakan hari yang melelahkan, namun aku harus sanggup melalui semuanya dengan penuh semangat, penuh tawa dan keceriaan."  Bagaimana tidak, badan ini sudah terasa remuk, setelah beberapa hari melaksanakan tugas dari rapat, menyusun laporan, membuat tulisan, koordinasi, bahkan ke lapangan.

Dengan sebuah tas yang tak pernah terpisahkan olehku kemana pun aku pergi, beberapa saat aku telah melesat dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam.  Hari ini aku melaksanakan tugas sebagai photographer, salah satu pekerjaan sampinganku.  Dengan berbekal sebuah tas dan sebuah tripot aku pun pergi menuju Desa Makmur Kecamatan Angsana, dengan sebuah misi : Wedding Photography. 
Setelah sampai di desa tujuan, mataku pun melihat kesana kemari mencari rumah mempelai yang memanggilku.  Setelah bertanya kesana kemari, aku melihat ada untaian janur kuning yang menghiasi sebuah pintu gerbang yang sederhana, dan.... akhirnya aku pun menemukannya.

Sudah hampir 1 tahun aku menjalani profesi ini, sejak aku memiliki DSLR Camera.  Kesempatan ini selalu kupergunakan untuk menambah uang saku untuk membayar iuran bulanan kamera yang kubeli 11 bulan yang lalu.  Profesi photografer ini berawal dari hobbi dan suka jeprat jepret yang kulakoni, dari kamera poket/camcorder murahan sampai bisa ngredit DSLR, dari atas laut (darat) bahkan sampai bawah laut.  Selain jeprat jepret, hobiku yang lain adalah mendokumentasikan suatu peristiwa dan keindahan (merekam video).  Sebab, aku beranggapan, hidup ini sangat indah sehingga segala keindahannya harus diabadikan, karena hidup di dunia ini tidaklah selamanya.  Hidup ini adalah sebuah perjalanan panjang yang tentunya pasti akan berakhir, berakhir untuk memulai masa awal kehidupan yang abadi.

Aku berharap, profesi ini tidak akan sampai disini saja, namun bisa berkembang sesuai dengan kemampuan  dan kemauan yang ada.  Aku yakin, dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan!!! Sekarang ini peralatanku masih sangat minim dan terbatas hingga  aku berangan-angan mempunyai sebuah studio sederhana yang lengkap dengan peralatan photography dan videography.  "Ya Allah.... kabulkanlah permohonan hamba-Mu ini".   Hingga saat ini, alhamdulillah aku bisa membayar kredit kameraku dari hasil photography dan videography yang kujalani.  Namun, dalam melakoni profesi ini, sesuatu hal yang jangan dilupakan adalah :
"Pokok Penyuluh, Sampingan Photography" artinya profesiku sebagai seorang photographer jangan sampai mengganggu tugas pokokku sebagai abdi negara "Penyuluh Perikanan".
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!

Penyuluh perikanan..... Yah, penyuluh perikanan, itu adalah pekerjaan utamaku.  Aku berniat baik kepada sesama untuk memberikan yang terbaik (khususnya bagi pelaku utama dan pelaku usaha).  Aku bangga menjadi seorang penyuluh perikanan, yang akan selalu kujunjung dimanapun aku berada, walau terkadang banyak suka dan dukanya.  Aku tahu, untuk menjadi seorang penyuluh itu tidaklah mudah.  Dan, tidak sembarangan orang mampu menjadi seorang penyuluh, sebab menjadi seorang penyuluh harus mampu dan mau menjadi salah satu bagian dari para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.  Saya pernah mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut seorang yang bijak  "Penyuluh itu, salah satu kakinya sudah berada di syurga............" Nah, jadi untuk kaki yang satunya hanya penyuluh itu sendiri yang bisa menentukannya.

Mengapa demikian??? Karena, menjadi seorang penyuluh itu diibaratkan seorang "rasul" yang menyampaikan wahyu Tuhan kepada umatnya, dengan harapan bisa merubah  pola fikir dan perilaku manusia, dari yang sesat menjadi lurus, dari yang hina menjadi mulia, dari yang jahil menjadi beradab, dengan harapan bahwa manusia akan memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Begitu pula Penyuluh, menyampaikan pesan dan informasi, teknologi dan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha, dengan harapan bisa merubah pola hidup dan perilaku serta kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik menjadi baik, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mau menjadi mau, dari yang tidak ada menjadi ada. Intinya, seorang penyuluh seyogyanya bisa merubah PSK (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan) yang artinya "dengan ilmu pengetahuan bisa merubah sikap dan perilaku ke arah yang lebih baik, dengan sikap dan perilaku ke arah yang lebih baik bisa mencapai teknologi dan kebiasaan yang luhur, dengan teknologi dan kebiasaan yang luhur akan bisa meningkatkan kesejahteraan"

Memang, jabatan fungsional penyuluh kerjaannya selalu berkaitan dengan lapangan, sebab penyuluh merupakan tonggak pembangunan nasional yang tidak bisa dipisahkan dengan pelaku utama dan pelaku usaha.  Kegiatan penyuluhan perikanan dilakukan berdasarkan asas-asas demikrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan dan bertanggung gugat.   Jika kita telaah, kegiatan penyuluhan ini bermaksud membawa kebaikan kepada umat manusia (khususnya pelaku tama dan pelaku usaha perikanan) agar bisa mengembangkan usahanya, peningkatan dan perubahan pola fikir ke arah yang lebih baik, peningkatan sumberdaya manusia, hingga bisa mencapai tujuan yakni peningkatan kesejahteraan atau taraf hidup.

Dalam melaksanakan tugasnya di lapangan, penyuluh perikanan sangat dituntut keprofesionalannya khususnya di bidang kelautan dan perikanan juga di bidang lainnya yang berhubungan kegiatan penyuluhan perikanan.

Aku berharap, sebagai seorang Koordinator, semoga tulisan ini dibaca dan direnungi oleh para Penyuluh Perikanan dimana pun berada.  Marilah kita junjung tinggi nilai-nilai luhur yang ada dalam penyuluhan, khususnya penyuluhan perikanan.  Nilai-nilai itu akan selalu bersinar menerangi bumi BERSUJUD ini manakala kita bisa melaksanakan tugas dengan baik, dengan penuh keikhlasan, penuh kasih sayang, penuh kemuliaan dan penuh tanggung jawab.

Tulisan ini dimaksudkan untuk menggugah, menambah semangat bahkan mengingatkan kepada kita semua bahwa tugas sebagai penyuluh perikanan itu sangat mulia.  Sebagai seorang penyuluh perikanan, tidak ada salahnya (sah-sah saja) jika kita mencari kerjaan sampingan sesuai dengan minat dan bakat serta kemauan dan kemampuan kita semua, sejauh tidak mengganggu tugas pokok sebagai Penyuluh Perikanan. (echo).
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Rabu, 16 November 2011

Aksi "Ngadat" Penyuluh Perikanan

Penggalian data dan informasi di lapangan
Apa???? aksi ngadat???? jangan salah faham, aksi "ngadat" bagi penyuluh perikanan bukanlah sesuatu hal yang negatif.  Aksi ini dilakukan oleh Keluarga Besar Penyuluh Perikanan Se-Kab. Tanah Bumbu.  Untuk hari ini, yang sudah terpantau/diliput baru dari Tim Penyuluh Perikanan yang ada di Kecamatan Simpang Empat khususnya, yang terdiri dari beberapa orang.  Aksi "ngadat" ini artinya "ngumpulin informasi dan data" sesuai dengan format kuisioner yang telah dibagikan,  sebagai upaya tindak lanjut pada saat rapat yang dilakukan pada hari Senin (14/11/2011) kemarin di BP3K Karang Bintang.  Pada saat rapat tersebut, para penyuluh perikanan diberi tugas untuk mendata masing-masing wilbin (wilayah binaan)nya.  Namun, bagaimana dengan desa-desa yang tidak ada penyuluh perikanannya? Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut (supaya data tetap bisa tersedia), maka para pejabat yang membidangi penyuluhan kelautan dan perikanan pada BP3KPD Kab. Tanah Bumbu dengan bekerja sama dan berkoordinasi dengan Tim Jabatan Fungsional dan Koordinator Penyuluh Perikanan membentuk "tim kecamatan".  Tim tersebut terdiri dari para penyuluh perikanan yang ada di masing-masing kecamatan.  Tujuan pembentukan tim ini adalah  untuk mengkaper data-data kelautan dan perikanan pada desa-desa yang belum ada penyuluh perikanannya.  Data-data yang sudah terhimpun oleh Tim Kecamatan nantinya akan diserahkan ke Koordinator Penyuluh Kabupaten untuk segera direkapitulasi kemudian diserahkan ke pihak BP3KPD Kab. Tanah Bumbu.

Pada hari ini (Rabu, 16/11/2011), tim dari Kecamatan Batulicin sudah mulai melakukan aksinya di daerah desa Tungkaran Pangeran dan sekitarnya.  Hal ini baru diketahui setelah ada kontak melalui telepon selular antara tim dengan Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten.  

Berdasarkan pantauan Koordinator, tim ini sudah mulai menjalankan aksi ngadatnya di daerah desa Tungkaran Pangeran dan sekitarnya.  Menurut Gusti Leliyanti, SP, penyuluh perikanan senior yang bertugas di desa Tungkaran Pangeran tersebut, "jika kerjaan dilakukan secara bersama-sama insya allah akan terasa ringan dan hasilnya pasti akan memuaskan".  Sebab, dia dibantu oleh beberapa penyuluh perikanan yunior yang bertugas di desa di kecamatan setempat.

Semoga apa yang kita lakukan hari ini akan bermanfaat bagi kita dan orang lain di hari esok. 
Amin ya rabbal alamin. (echo).
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Selasa, 15 November 2011

Tetap Semangat Wahai Penyuluh Perikanan

Senin (14/11/2011), bertempat di BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) Karang Bintang, Keluarga Besar Penyuluh Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu, yang terdiri dari Penyuluh Perikanan PNS, Penyuluh Perikanan PTT/Honorer, dan Penyuluh Perikanan Swadaya telah mengadakan kegiatan Rapat Rutin Bulanan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.  

Acara ini, dihadiri dari BP3KPD sebagai induk penyuluh (bidang penyuluhan kelautan dan perikanan), Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai pelaksana program, Tim Jabatan Fungsional (Jabfung) dan perwakilan BP3K Karang Bintang.  Yang menjadi istimewa rapat kali ini adalah dengan hadirnya penyuluh perikanan swadaya, yang telah ikut berperan aktif dan sebagai mitra kerja penyuluh perikanan di lapangan dan baru dikukuhkan pada tanggal 4 Oktober 2011 kemarin.

Acara ini dipandu oleh Bidang Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BP3KPD Tanah Bumbu yang merangkap sebagai pembicara.  Dalam kesempatan ini Rukimin, MM, selaku Kabid Penyuluhan Kelautan dan Perikanan memaparkan bahwa dengan semakin lengkapnya data maka akan semakin memudahkan dalam mengambil kebijakan dan menyusun programa penyuluhan perikanan ke depan. 

Kondisi rapat rutin bulanan penyuluh perikanan
Memang, saat ini para penyuluh perikanan telah menyusun rencana dan strategi dalam rangka meningkatkan penyuluhan perikanan di bumi bersujud ini. 

Dalam pertemuan ini dibahas mengenai sistematika pelaporan, permasalahan di lapangan, serta pembentukan tim kecamatan guna menghandel data kelautan dan perikanan di desa yang belum ada penyuluhnya di setiap kecamatan.  Dengan adanya tim ini, diharapkan data-data yang belum terkaper di setiap desa di masing-masing kecamatan akan bisa disajikan melalui tim ini.

Selain BP3KPD, staf Dinas Kelautan dan Perikanan juga ikut andil dalam memberikan materi dan masukan atau ide guna pengembangan penyuluhan perikanan ke depan, khususnya program-program di akhir  tahun 2011 atau awal tahun 2012 mendatang.  Untuk Tim Jabfung, menyampaikan materi teknis penyusunan Dupak (Dokumen Penilaian Angka Kredit) bagi penyuluh perikanan.

Dalam rangka menyediakan data dan informasi yang lebih lengkap, pada rapat ini juga dibagikan format data dari awal hingga akhir tahun 2011.  Materi ini disampaikan oleh Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu, Eko Prio Raharjo,S.Pi sekaligus menguraikan teknis penyusunan dan penyajian data  tersebut.

Saking semangat dan antosisnya para penyuluh perikanan, rapat ini baru ditutup pada pukul16.00 wita dan akan dilanjutkan pada awal Desember mendatang. Semoga kegiatan ini  akan memberikan semangat bagi penyuluh perikanan khususnya.  Tetap semangat...!!! Mari kita tingkatkan kinerja dan prestasi wahai sahabatku para penyuluh perikanan.  (echo).
BRAVO PENYULUH PERIKANAN!!!  
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Sabtu, 12 November 2011

Peningkatan Kapasitas dan Pengukuhan Penyuluh Perikanan Swadaya Tahun 2011

A.      Latar Belakang
 Indonesia sebagai negara kepulauan yang wilayahnya memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (mega biodiversity), pesisir dan lautan menjadi tumpuan yang sangat menjanjikan dalam menyediakan sumberdaya alam sebagai modal dasar pembangunan di Indonesia pada masa yang akan datang.  Senada dengan hal tersebut di atas, dari sisi pelaku utama pembangunan kelautan dan perikanan meliputi masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah hasil perikanan serta masyarakat yang memanfaatkan usaha di bidang perikanan yang jumlahnya sebanyak 35 juta orang (15% dari jumlah penduduk Indonesia), dengan catatan sekitar 90% berada pada skala usaha mikro dan kecil yang cenderung bersifat subsisten.  Apabila hal ini dikaitkan dengan rencana pemenuhan kebutuhan penyuluh perikanan yang hanya mencapai rata-rata 400 orang sasaran per 1 orang Penyuluh Perikanan maka jumlah tersebut jelas tidak akan mencukupi.
Pencapaian visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai negara penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar tahun 2015 dalam rangka mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan perlu didukung dengan SDM kelautan dan perikanan yang handal, kapable dan kompeten dalam mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.  Keberhasilan visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat tergantung kepada peran penyuluh perikanan sebagai ujung tombak keberhasilan pembangunan Kelautan dan Perikanan.
Undang-undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan dilakukan oleh Penyuluh Perikanan Pegawai Negeri Sipil (PNS), Penyuluh Perikanan Swadaya dan/atau Penyuluh Perikanan Swasta.  Hal ini sebagai indikasi bahwa keterbatasan pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan perikanan memerlukan mitra kerja yang memadai sesuai azas-azas dalam pasal 2 Undang-undang tersebut.  Dari keragaan ketenagaan yang ada saat ini, dengan keterbatasan ketenagaan Penyuluh Perikanan PNS, maka pemenuhan Penyuluh Swadaya sebagai mitra Penyuluh Perikanan PNS diharapkan dapat mencapai lebih kurang 20% dari total tenaga Penyuluh Perikanan yang dibutuhkan.
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas sebesar 5.066,96 km2 (506.696 ha) atau 13,50 % dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan, memiliki panjang garis pantai sepanjang 158,7 km.  Kabupaten Tanah Bumbu terbagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan yang terdiri dari 135 (seratus tiga puluh lima) desa.   Dari keseluruhan desa yang ada, hanya sebanyak 32 (tiga puluh dua) desa pesisir, yang berpotensi sebagai wilayah penangkapan ikan di perairan laut.  Untuk potensi budidaya air payau (tambak) sebanyak 23 (dua puluh tiga) desa.  Data perairan umum kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari 1.238,4 ha sungai, 5.097,2 ha rawa, 15.694,9 ha danau dan 222,9 ha waduk.
Dalam melakukan tupoksi penyuluhan kelautan dan perikanan, Kabupaten Tanah Bumbu baru ditunjang 20 (dua puluh) orang Penyuluh Perikanan (terdiri dari 12 orang PNS, 4 orang CPNS dan 4 orang honorer).   Dilihat dari kenyataan seperti tersebut di atas, maka keberadaan Penyuluh Perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu sangatlah terbatas sehingga sangat diperlukan Penyuluh Perikanan Swadaya, yang menjadi patner atau mitra bagi Penyuluh Perikanan PNS.

B.   Maksud dan Tujuan
Kegiatan ini berguna untuk meningkatkan kapasitas, pengetahuan, keterampilan dan sikap sekaligus pengukuhan bagi Penyuluh Perikanan Swadaya.
Sedangkan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraan penyuluhan kelautan dan perikanan guna mendukung sinergitas program pembangunan kelautan dan perikanan di kabupaten/kota.
  1. Meningkatkan fungsi dan peran Penyuluh Perikanan Swadaya dalam penyelenggaraan penyuluhan.
  2. Meningkatkan motivasi Penyuluh Perikanan Swadaya dalam memfasilitasi pelaku utama dan/atau pelaku usaha.
  3. Menciptakan mekanisme kerja kemitraan antara Penyuluh Perikanan PNS dengan Penyuluh Perikanan Swadaya .
  4. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme Penyuluh Perikanan Swadaya
Kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Pengukuhan Penyuluh Perikanan Swadaya ini dibiayai oleh Anggaran Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Republik Indonesia, sesuai dengan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) No. 0104/032-12.1.01/00/2011 tanggal 20 Desember 2010 untuk kegiatan tahun 2011.

C.    Waktu dan Tempat
Di Kabupaten Tanah Bumbu, kegiatan ini dilakukan pada tanggal 02 s/d 04 Oktober 2011 bertempat di BP3K Mudalang, Desa Mudalang, Kecamatan Kusan Hilir  Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.

D.    Penyelanggara
Panitia penyelenggara kegiatan ini adalah ruang lingkup Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah (BP3KPD) Kabupaten Tanah Bumbu, yang melibatkan penyuluh perikanan yang ada.

E.  Dasar Pelaksanaan
Kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Pengukuhan Penyuluh Perikanan Swadaya ini didasari oleh :
  1. Undang-undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
  2. Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
  3. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2008 tentang Sistem Pembinaan, Pengawasan dan Pembinaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
  4. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 44 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan;
  5. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) No. 0104/032-12.1.01/00/2011 tanggal 20 Desember 2010 pada Anggaran Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP untuk kegiatan Tahun 2011. 
F.  Peserta Kegiatan
Untuk peserta dari sebanyak 27 (dua puluh tujuh) orang, pada saat penjaringan (seleksi) dari 10 (sepuluh) kecamatan, hanya terpilih sebanyak 10 (sepuluh) orang peserta yang akan mengikuti kegiatan ini (yang akan dikukuhkan menjadi Penyuluh Perikanan Swadaya).  Para finalis ini berasal dari 9 (Sembilan) desa dan 6 (enam) kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.
Tabel 01. Rekapitulasi Data Peserta Penyuluh Perikanan Swadaya Perkecamatan Per Desa Tahun 2011
No.
Nama Peserta
Asal
Nama Kecamatan
Nama Desa
01
02
03
04
01
Jamaluddin
Satui
Setarap
02
Irham
Satui
Setarap
03
Ersih
Satui
Sungai Cuka
04
Hanafi
Angsana
Bunati
05
Hamzah
Sungai Loban
Sebamban Baru
06
Muhammad Ilmi
Kusan Hilir
Batuah
07
Alimuddin
Kusan Hilir
Sepunggur
08
Muhammad Salman
Kusan Hilir
Wirittasi
09
Rudi Fitriadi, S.Pi
Batulicin
Batulicin
10
Ir. Hairuddin
Simpang Empat
Sungai Dua


G.  Materi Kegiatan
Narasumber dan materi yang disampaikan dalam kegiatan ini berasal dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan / Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Setbakorluh) Provinsi Kalimantan Selatan, BP3KPD Kabupaten Tanah Bumbu.
Tabel 03.   Daftar Narasumber dan Materi Pelatihan
No.
Nama Narasumber
Asal Instansi
Materi Yang Disampaikan
01
02
03
04
01
Ir. Misharina Kesuma Widiarty
Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Kalsel / Setbakorluh
Prov. Kalsel
1.  Meningkatkan peran partisipasi dan fungsi penyuluh perikanan swadaya
2.  Pola Kemitraan dan Kerjasama Penyuluhan antara luhkan PNS, Luhkan Swadya dan Swasta
02
Rukimin, S.Pi
BP3KPD Kab. Tanah Bumbu
1.  Program dan Programa Penyuluhan Perikanan
2.  Metode Penyuluhan Perikanan

H.  Hasil Kegiatan
Kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Pengukuhan Penyuluh Perikanan Swadaya ini dilakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah (BP3KPD) Kabupaten Tanah Bumbu secara terintegrasi dan dengan melibatkan instansi terkait seperti Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Setbakoorluh) Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu, pelaku utama dan pelaku usaha bidang perikanan (pembudidaya, nelayan dan pengolahan hasil perikanan) juga penyuluh perikanan yang ada di lapangan.
Setelah melakukan kegiatan ini, maka dapat diuraikan hasil sebagai berikut :
  1. Terbentuknya / adanya Penyuluh Perikanan Swadaya sebanyak 10 (sepuluh) orang yang diseleksi secara selektif oleh tim kabupaten, yang berasal dari 6 (enam) kecamatan berasal dari 9 (Sembilan) desa se Kabupaten Tanah Bumbu, dengan ruang lingkup bidang budidaya, penangkapan (nelayan) dan pengolahan hasil perikanan.
  2. Perlunya membuat Programa Penyuluhan Perikanan yang terintegrasi dan selaras dengan visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan, dilakukan dengan melibatkan seluruh stakeholder yang ada dan Penyuluh Perikanan PNS/honorer, Penyuluh Perikanan Swadaya/swasta, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha.
  3. Sebagai rencana tindak lanjut dari kegiatan ini, Kepala BP3KPD Kabupaten Tanah Bumbu langsung pada saat acara pembukaan berlangsung, telah menginstruksikan kepada bidang penyuluhan kelautan dan perikanan terkait agar setelah acara ini selesai, segera menyusun jadwal untuk studi banding bagi Calon Penyuluh Perikanan Swadaya ke Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
  4. Pembekalan materi kepada Calon Penyuluh Perikanan Swadaya dari instansi terkait dengan maksud untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan bagi mereka.
  5. Untuk legalitas Calon Penyuluh Perikanan, akan dikukuhkan dengan SK Bupati (masih dalam proses).
I.   Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut
Dalam kegiatan ini, semua peserta kegiatan (Calon  Penyuluh Perikanan Swadaya), berdasarkan hasil pengamatan adalah benar-benar merupakan pelaku utama dan pelaku usaha, yang terdiri dari pembudidaya ikan/udang (tambak, kolam), penangkapan (nelayan), dan pengolah hasil perikanan (kerupuk, amplang ikan).  Selain itu, jika ditinjau dari segi pendidikan, beberapa orang sangat sesuai dan cocok untuk direkomendasikan, karena selain berpendidikan tinggi (Sarjana Perikanan), mereka juga sudah menekuni pekerjaan tersebut selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta dibekali materi dasar yang bisa menunjang kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan di desa binaannya dan sangat antusias mendengarkan, menyimak sekaligus bertanya secara aktif sebagai feedback mereka terhadap kegiatan ini.
Adapun sebagai wujud keseriusan dan kepedulian terhadap kegiatan ini, maka akan disusun Rencana Tindak Lanjut sebagai berikut :
  1. Para peserta (Calon Penyuluh Perikanan Swadaya) sebanyak 10 (sepuluh) orang tersebut dalam waktu dekat akan diikutkan pelatihan/magang/studi banding ke Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan untuk mempelajari budidaya ikan di kolam (ikan patin, lele, dll) yang akan dikoordinasikan dengan pihak Setbakoorluh Provinsi Kalimantan Selatan dan Koordinator Penyuluh Perikanan Provinsi.
  2. Menyusun Programa Penyuluhan Perikanan Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa.
  3. Pengukuhan Calon Penyuluh Perikanan Swadaya dengan membuatkan Sertifikat yang ditanda tangani oleh Bupati Tanah Bumbu, sebagai wujud legalitas eksistensi Penyuluh Perikanan Swadaya.
  4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan mengukur kinerja Penyuluh Perikanan Swadaya, maka akan dilakukan supervisi, monitoring dan evaluasi di lapangan.
  5. Merangkul Penyuluh Perikanan Swadaya agar supaya bisa menjadi mitra yang baik dan berkesinambungan bagi Penyuluh Perikanan PNS.
  6. Melibatkan Penyuluh Perikanan Swadaya dalam kegiatan-kegiatan rapat atau pertemuan Penyuluh Perikanan PNS.
  7. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap Penyuluh Perikanan Swadaya secara kontinyu dan berkesinambungan dan terintegrasi.
  8. Selain Penyuluh Perikanan PNS, SDM Penyuluh perikanan Swadaya juga akan ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan teknis di bidang kelautan dan perikanan.
J.     Kesimpulan dan Saran
Sebagaimana yang telah diamanahkan di dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan serta Peraturan Pemerintah No. 43 tentang Pembinaan, Pengawasan dan Pembiayaan, maka Peningkatan dan Pengukuhan Penyuluh Perikanan Swadaya ini menjadi sangat urgen mengingat Penyuluh Perikanan Swadaya diharapkan menjadi mitra Penyuluh Perikanan PNS sebagai ujung tombak keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.
Oleh karena itu, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2011 memfasilitasi anggaran Peningkatan dan Pengukuhan Penyuluh Perikanan Swadaya ini.  Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi daerah untuk mendukung penyelenggaraan penyuluhan kelautan dan perikanan yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
Setelah melaksanakan kegiatan ini, maka dapat diuraikan beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1.    Eksistensi Penyuluh Perikanan Swadaya sangatlah penting dan besar peranannya untuk membantu atau mendukung Penyuluh Perikanan PNS dalam rangka mencapai keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.
2.     Penyuluh Perikanan Swadaya dan Penyuluh Perikanan PNS, merupakan suatu mitra yang sangat erat kaitannya di dalam melakukan tupoksi penyuluhan kelautan dan perikanan, untuk itu agar bisa menjadi mitra yang sejati guna mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang ada di lapangan.
       Karena eksistensi Penyuluh Perikanan Swadaya sangat penting dan mempunyai peran yang begitu nyata, maka kami menyarankan agar kegiatan ini dilakukan secara kontinyu guna menambah jumlah Penyuluh Perikanan Swadaya secara legalitas.   Selain itu, guna menunjang kinerja dan semangat bagi Penyuluh Perikanan Swadaya, hendaknya diberikan kontribusi berupa insentif yang memadai bagi mereka serta diklat teknis, sosial dan ekonomi.
BRAVO PENYULUH PERIKANAN!!!

Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu, Kalsel