Sabtu, 28 Juli 2012

SEJARAH LEMBAGA PENYULUHAN DI KABUPATEN TANAH BUMBU

Drs. H. Rahmat. HM, M.Pd,
Dalam rangka mencapai penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan sesuai dengan amanat Undang-undang No. 16 Tahun 2006.  Hampir daerah-daerah di seluruh Indonesia telah membentuk Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) di tingkat provinsi dan Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh) di tingkat kabupaten/kota, dengan instansi pembina di tingkat pusat adalah Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) BPADM-KP Kementerian kelautan dan perikanan.  Dengan terbentuknya badan yang menangani penyuluhan tersebut, maka kegiatan penyuluhan dilaksanakan secara terintegrasi dan lebih terarah. 
Sebagaimana seperti daerah-daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Tanah Bumbu telah dibentuk suatu instansi atau badan yang menangani penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.  Instansi tersebut adalah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan yang disingkat dengan BP4K, yang sebelumnya Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah (BP3KPD).  BP3KPD merupakan tonggak berdiri dan berhasilnya daerah dalam menjalankan amanat Undang-undang No. 16 Tahun 2006, yang telah lahir pada berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tanah Bumbu dan dikepalai oleh Drs. H. Rahmat. HM, M.Pd. Namun, sejalan dengan perkembangan jaman dan kebutuhan daerah, BP3KPD telah menjelma menjadi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tanah Bumbu tanggal 20 September 2011.
Sebelum lembaga penyuluhan ini terbentuk, kegiatan penyuluhan masih berada di bawah naungan Dinas Pertanian Kelautan Perikanan Peternakan dan Transmigrasi, yang merupakan lembaga yang sangat kompleks dan terdiri banyak sektor-sektor di dalamnya.  Hal ini disebabkan karena kabupaten Tanah Bumbu yang baru lahir pada tanggal 08 April 2003 dan disyahkan oleh Undang-undang Nomor 02 Tahun 2002. Setelah tahun 2005, maka lembaga ini dipecah menjadi 3 (tiga) lembaga, yaitu Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Kesehatan dan Transmigrasi.
Pada saat ini, penyuluh sudah berada pada lembaga yang menangani masing-masing sektor.  Penyuluh perikanan di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan dan Penyuluh Pertanian berada pada Dinas Pertanian dan Peternakan.
Sesuai dengan Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2011 (Pasal 14), BP4K mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Pada pasal 15, tertulis bahwa :
(1).  Susunan Organisasi BP4K, terdiri dari :
       a.  Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah;
       b.  Sekretariat, terdiri dari :
            1.  Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
            2.  Sub BagianPerencanaan dan Keuangan;
            3.  Sub Bagian Evaluasi, Dokumentasi dan Pelaporan;
       c.  Bidang Kelembagaan Sarana dan Prasarana, terdiri dari :
            1.  Sub Bidang Kelembagaan Penyuluh;
            2.  Sub Bidang Sarana dan Prasarana;
       d.  Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan, terdiri dari :
            1.  Sub Bidang Programa;
            2.  Sub Bidang Informasi Penyuluhan;
       e.  Unit Pelaksana Teknis;
       f.  Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun bagan Struktur Organisasi BP4K Kab. Tanah Bumbu berdasarkan Lampiran VII Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tanggal 20 September ini dapat dilihat sebagai berikut :

Struktur Organisasi BP4K Kab. Tanah Bumbu

Dengan adanya lembaga teknis yang khusus menangani kegiatan penyuluhan ini, maka kita semua berharap agar kegiatan penyuluhan akan senantiasa mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, melalui penyuluh-penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang profesional.  Dengan demikian akan tercapai kesejahteraan masyarakat umumnya dan khususnya para anggota-anggota kelompok (kelompok tani, kelompok pelaku utama, pelaku usaha dan lain sebagainya) yang menjadi mitra penyuluh di lapangan.
Tentunya semua itu akan terwujud jika ada kerja sama yang terarah dan terkoordinasi antar sektor terkait seperti pihak pemerintah (badan/dinas,dll), pihak swasta, stakeholder dan para pembuat keputusan serta masyarakat itu sendiri.  Dan...bagi para penyuluh, rekan-rekan sekalian, mari kita sukseskan pembangunan di Kabupaten Tanah Bumbu bersujud ini...
BRAVO PENYULUH TANAH BUMBU!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Jumat, 27 Juli 2012

PENUMBUHAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PELAKU UTAMA PERIKANAN (Bagian 5)

Arfi Upe
Seiring dengan berjalannya waktu, tepat pukul 21.15 wita sehabis shalat tarawih, bertepatan malam jum'at, dengan menggunakan roda dua aku berjalan menerobos kerumunan orang-orang yang sedang menuju pulang dari mesjid menuju rumah mereka masing-masing.  Dengan dilengkapi segala keperluanku seperti hp, tablet/iPad, dan tak ketinggalan kamera yang selalu menjadi teman setiaku kemana pun aku pergi.  Aku berniat menuju desa Pejala Kecamatan Kusan Hilir.  Malam ini adalah jadwal kunjungan dan pembinaanku untuk mensosialisasikan program penumbuhan pembinaan dan pengembangan kelompok bertempat di kantor desa Pejala.  Sesampai disana, aku disambut oleh kepala desa, Achmadi (35 tahun) dengan senyum ramah yang menghiasi wajahnya.  Beberapa waktu sebelumnya, aku sudah disms Pak Kepala Desa mengenai kepastian acara malam ini.
Peserta lagi serius mengisi daftar hadir
"Assalamu'alaikum, Pak Achmadi" sapaku di depan kantor desa.  "Wa'alaikum salam, apa kabar Pak Eko?" balasnya. "Alhamdulillah baik-baik aja pak" sahutku.  Kulihat masih belum ada hadir pengurus dan anggota kelompok yang hadir.  Memang, sengaja aku datang lebih awal sehingga mudah untuk koordinasi sebelumnya. Akupun dipersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu sambil bercengkerama mengenai persiapan acara malam ini.
Tidak beberapa lama kemudian, datanglah Pak Arfi Upe, sang ketua kelompok, dan beberapa menit kemudian ruangan kantor desa dipenuhi oleh anggota-anggota kelompok yang baru datang.  "Eh pak, sudah datangkah pian?" ucap Pak Arfi Upe, ketua kelompok, akupun mengiyakannya.  Setelah semua berkumpul, acara pun kami mulai dengan dibuka sebelumnya oleh kepala desa.  Setelah beberapa lama, tibalah giliranku untuk menyampaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud dan tujuan kedatanganku. Akhirnya acara rapat pun dimulai.

Kiri : kepada desa Pejala sedang membuka acara
Di tengah-tengah acara yang sedang berlangsung, para peserta rapat sangat antosias mendengarkan arahan dan wejangan dari narasumber yang merangkap sebagai ketua kegiatan.  Setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dua arah.  
Kelompok yang mendapat program ini adalah kelompok  "Pada Idi Siame-ame", yang jumlah anggotanya terdiri dari 16 orang.  Menurut ketua kelompok, sebagian besar anggota-anggotanya menangkap ikan dengan menggunakan pancing.  Adapun fishing ground yang dituju biasanya ke arah Lontar (Kotabaru) sana.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengurus kelompok beberapa minggu yang lalu, bahwa dana sejumlah Rp. 2.750.000,- itu akan digunakan untuk keperluan pembuatan dan pembiayaan sebagai berikut :
1.  Buku data anggota
2.  Buku kas
3.  Buku inventarisasi barang
4.  Buku notulen pertemuan
5.  Buku kehadiran peserta rapat
6.  Buku agenda surat
7.  Buku tamu
8.  Kartu anggota
9.  Papan nama
10.Spanduk/banner
11.Photocopy/penggandaan dokumen
12.Penyusunan RUK (rencana usaha kelompok)
13.Pertemuan kelompok
14.Pertemuan dengan kemitraan bank
15.Pembinaan usaha anggota
16.Pelaporan
Narasumber lagi memberikan pengarahan dan materi
Kalo kita perhatikan point-point di atas, rasanya tidak mungkin dengan dana yang ada akan dapat direalisasikan semua, atau bisa direalisasikan semua tapi dengan volume atau waktu yang terbatas (hanya 1 kali).  Namun, tujuan bantuan dana ini adalah sebagai stimulan atau dana tambahan (rangsangan) bagi kelompok  sehingga kelompok bisa melanjutkan dengan dana swadaya mereka melalui bagi hasil dari tabungan kelompok, iuran kelompok, dan lain sebagainya.
Yang pasti, niat baik Pemerintah kepada masyarakat perikanan khususnya (melalui kelompok), untuk bisa menumbuh kembangkan kelompoknya harus kita jadikan semangat untuk membina kelompok tersebut sehingga mereka bisa mandiri.
BRAVO PENYULUH PERIKANAN!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Kamis, 26 Juli 2012

LATIHAN DAN KONSULTASI DI BP3K SUNGAI LOBAN

Acara "Latihan dan Konsultasi" atau biasanya disingkat dengan LAKON di BP3K Sungai Loban dilakukan setiap hari Rabu berdasrkan jadwal yang ada.  Pada kesempatan kali ini, Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) bidang kelautan dan perikanan, Eko Prio Raharjo, S.Pi, memberikan materi mengenai "Pengolahan Ikan Bandeng Tanpa Duri".  Materi ini disampaikan karena di kecamatan Sungai Loban (khususnya desa Sungai Loban dan Sebamban Baru), banyak pembudidaya tambak yang memelihara ikan bandeng (Chanos chanos Linn), sebagai pengganti udang windu yang dipelihara secara tradisional di tambak.
Narasumber menjelaskan cara pencabutan duri dengan pinset
Dalam penyampaiannya, dijelaskan bahwa ikan bandeng sangat banyak manfaatnya diantaranya sebagai pelengkap sumber protein hewani.  Namun saat ini, dalam mengkonsumsi ikan bandeng kita sangat disulitkan dengan banyaknya tulang-tulang atau duri yang terdapat pada daging ikan bandeng tersebut.  Untuk mengatasi hal demikian, maka ikan bandeng sebelum dimasak dapat dibuang tulang/durinya terlebih dahulu dengan teknis yang sedemikian rupa.
Secara ringkas, teknis pengolahan ikan bandeng tanpa duri antara lain sebagai berikut :
Pertama-tama ikan bandeng dibersihkan dan dibelah dari pangkal bagian tulang punggung (belakang kepala) sampai ke pangkal bagian ekor.  Setelah belahan sampai pada bagian ekor buka kedua sisi ikan sehingga bagian perutnya kelihatan, lakukan pembersihan dan pencucian pada bagian dalam (perut).  Kemudian buang tulang punggung pada salah satu sisi ikan dengan pisau, lalu buat irisan dekat tulang punggung yang dibuang tadi, begitu juga pada sisi ikan yang satunya lagi (pada bagian yang sama).  Setelah itu cabut tulang atau duri dengan menggunakan pinset, baru dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam freezer atau box yang telah diberi es batu secukupnya.
Setelah pemberian materi selesai, dilakukan diskusi dan tanya jawab untuk pemahaman peserta yang belum atau kurang mengerti.
Walaupun puasa, peserta tetap serius mengikuti pertemuan
Menurut Kepala BP3K Sungai Loban, Suharto, S.Pi, ikan bandeng yang telah dibersihkan tulang atau durinya tadi sangat enak untuk dikonsumsi sebab kita tidak perlu lagi makan sambil membuang durinya yang sangat banyak dan kecil-kecil.
Selain pemberian materi mengenai pengolahan ikan bandeng tanpa duri, berdasarkan hasil diskusi dan usulan dari pemateri untuk memperkenalkan internet ke peserta pada pertemuan yang akan datang.  Para peserta pun sangat antosias, baik bagi yang tua maupun yang muda tidak sabar lagi untuk mempelajari dan mencobanya.  

Sesuai kesepakatan, rencananya pelatihan internet ini akan dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri ini (sekitar bulan September yang akan datang).
Adanya semangat dan kemauan dari penyuluh itu sendiri untuk maju dan berkembang, merupakan hal yang paling utama untuk meraih kesuksesan.
BRAVO PENYULUH TANAH BUMBU!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu).

PENUMBUHAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PELAKU UTAMA PERIKANAN (Bagian 4)

Pagi itu, Rabu (25/07/2012) kembali tim kegiatan penumbuhan pembinaan dan pengembangan kelompok dari kabupaten melakukan kunjungan dan silaturrahmi pasca pencairan dana melalui rekening kelompok.  Kelompok Cumi-cumi desa Sungai Loban, yang mendapatkan dana sejumlah Rp 2.750.000,0 (dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah), mempersiapkan diri untuk mencairkan dana tersebut melalui BRI Cabang Sungai Loban yang berjarak sekitar 4 km dari desa tersebut.
Senyumlah wahai penyuluh perikanan
Photo bareng dengan kelompok
Kali ini tim yang telah di SK kan oleh Kepala BP4K Kab. Tanah Bumbu Nomor 14 Tahun 2012 tanggal 07 Mei 2012 silam, telah turun ke lapangan dalam rangka melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada pengurus dan anggota kelompok Cumi-cumi.  Tim yang turun ke lapangan terdiri dari Koordinator penyuluh perikanan yang merangkap koordinator jabatan fungsional (KJF), Eko Prio Raharjo, S.Pi, yang ditemani oleh Parlan selaku penyuluh perikanan setempat, dan Emilita (penyuluh perikanan desa binaan Betung, Gusunge dan Pulau Salak).  
Selalu ceria walaupun bulan puasa
Kelompok Cumi-cumi merupakan salah satu kelompok nelayan yang beroperasi di perairan laut, saat ini masih memiliki pembukuan dan administrasi yang sangat terbatas, yaitu hanya memiliki pembukuan seperti buku tamu dan data kelompok saja, sedangkan untuk buku-buku lainnya seperti buku atau catatan hasil produksi, buku inventarisasi barang, buku hasil kegiatan kelompok masih belum ada. 
Dalam pertemuan ini, tim menjelaskan untuk apa dan bagaimana mengelola dana yang sudah ada di rekening kelompok itu.  Sesuai dengan arahan tim, bahwa dana tersebut merupakan dana "titipan" yang wajib digunakan oleh kelompok untuk keperluan administrasi/pembukuan dan kegiatan pertemuan kelompok.                               
H. Sadukk
H. Sadukka (57 tahun), selaku ketua kelompok mengatakan bahwa pihaknya akan segera menggunakan dana tersebut sesuai dengan keperluan yang telah disepakati kelompok. Sebab, setelah kelompok merealisasikan dana tersebut, tim akan kembali menilai kelompok dalam rangka penilaian kelas kemampuan kelompok.  Diharapkan dengan bantuan dana stimulan ini, kegiatan kelompok akan terus berjalan dan dilengkapi dengan administrasi kelompok yang memadai.  Berdasarkan data yang telah dirangkum oleh tim beberapa minggu yang lalu, secara rinci rencana penggunaan dana ini untuk membuat buku data anggota, buku kas, buku inventarisasi barang, buku notulen pertemuan, buku kehadiran peserta rapat, buku agenda surat, buku tamu, buku  rencana kegiatan usaha, buku laporan keuangan, papan nama kelompok, penggandaan dokumen (photocopy)konsumsi rapat penyusunan RUK, rapat kelompok, rapat kemitraan dengan pihak Bank, pembinaan usaha anggota dan pelaporan kelompok ke instansi terkait.
Semoga dengan niat yang tulus dan ikhlas, kita semua siap membantu demi kelancaran kegiatan ini.  Kami semua berharap agar kelompok ini bisa menjadi kelompok yang dapat diandalkan, mandiri, maju dan sejahtera hingga akan diikutsertakan pada lomba kelompok nantinya.
BRAVO PENYULUH PERIKANAN!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Rabu, 25 Juli 2012

LATIHAN DAN KONSULTASI DI BP3K KUSAN HILIR

Rukimin, S.Pi, MM
Seiring dengan perkembangan jaman, para penyuluh baik penyuluh pertanian perikanan dan kehutanan dituntut untuk dapat mengembangkan dirinya melalui peningkatan keahlian seperti berkenaan dengan hal teknis seperti teknis budidaya, teknis pengolahan, teknis pemasaran dan lain sebagainya.  Juga dilengkapi dengan pengetahuan non teknis seperti administrasi, pembukuan dan lain sebagainya.  Hingga saat ini para penyuluh yang ada di bawah naungan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Tanah Bumbu, sumberdaya manusianya masih sangat terbatas termasuk sarana dan prasarananya.  Untuk itu, dalam upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan skill para penyuluhnya, pihak BP4K telah melakukan pendidikan dan latihan, baik pelatihan teknis maupun non teknis.
Berkenaan dengan hal itu, pada ke 5 (lima) Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) di tingkat kecamatan, telah dibuat jadwal "latihan dan konsultasi", yang dilaksanakan setiap minggu sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh masing-masing BP3K.  Acara ini dilakukan dengan mengundang pemateri/narasumber dari pejabat BP4K, dinas terkait, koordinator jabatan fungsional (KJF) masing-masing sektor, pelaku utama (petani, pembudidaya, pengolah, hasil pemasaran, dll) dan pelaku usaha (pihak perusahaan, bank, dll).
Selasa (24/07/2012), bertempat di BP3K Mudalang, acara latihan dan konsultasi tetap dilakukan walaupun dalam bulan ramadhan, namun tetap tidak mengurangi semangat dan antosiasme bagi para penyuluh khususnya di lingkup BP3K Kusan Hilir untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Suasana latihan dan konsultasi
Sebut saja Tony Cahyadi, salah seorang penyuluh pertanian, ia banyak memberikan masukan-masukan untuk perbaikan demi perbaikan kegiatan penyuluhan ke depan.  Dalam rapat ini, dihadiri oleh Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan, Rukimin, S.Pi, MM, Kasubid Programa Kasiani, S.Pi dan Koordinator Jabatan Fungsional (KJF), Eko Prio Raharjo, S.Pi.  Menurut Rukimin, pada tahun ini akan dilakukan acara pertemuan pihak badan dengan kepala desa, camat dan instasi terkait, yang juga melibatkan para penyuluh.  Namun waktu dan tempatnya belum bisa ditentukan, mengingat dana yang digunakan setelah adanya perubahan anggaran.  Menurutnya, pertemuan tersebut merupakan ajang untuk memecahkan masalah secara bersama.  Selain itu, ia juga menambahkan perlunya pembenahan programa dan rencana usaha kelompok (RUK).  Dalam kesempatan ini, ia juga berharap bahwa minimal ada 1 (satu) kelompok andalan di wilayah binaan bagi setiap orang penyuluh.  
KJF sedang menyampaikan materi penyuluhan
Kasiani, dalam arahannya juga menyampaikan program kegiatan yang akan dilakukan oleh sub bidangnya seperti pemupukan sawit, kursus dan pelatihan mangrov, kursus lebah madu, sosialisasi program KMDM (kecil menanam dewasa memanen), kursus pengendalian dan kebakaran hutan, pelatihan hama penyakit ikan, kegiatan SLPTT, demplot rumput laut, demplot udang windu dan demplot bandeng.
Selaku Koordinator Jabatan fungsional bidang perikanan, Eko Prio Raharjo, tak ketinggalan menyampaikan materi yang berjudul "Pengolahan Ikan Bandeng Tanpa Duri" pada forum tersebut.  Dalam pemaparannya ia menyampaikan teknis pengolahan dan prosedur pembuangan duri pada ikan bandeng.  Menurutnya, ikan bandeng yang sudah dimasak dan dibuang durinya akan lebih mudah dan enak untuk dikonsumsi, sehingga bisa menjadi primadona selain udang windu.
Sebagai Kepala BP3K Kusan Hilir, Subarna, juga menyampaikan terima kasih kepada para nara sumber, "semoga dengan kegiatan ini bisa menjadikan kegiatan penyuluhan lebih maju dan berkembang".
BRAVO PENYULUH TANAH BUMBU!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Selasa, 24 Juli 2012

PENUMBUHAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PELAKU UTAMA PERIKANAN DI KAB. TANAH BUMBU (Bagian 3)

Tepat pukul 12.05 Wita siang, Senin (24/07/2012) bertempat di desa Wirittasi kecamatan Kusan Hilir, di rumah Penyuluh Perikanan Swadaya, Muhammad Salman (39 tahun), telah berkumpul sekelompok orang yang ternyata para anggota kelompoknya, sekretaris desa dan penyuluh perikanan yang membina di desa itu.  Nor Jennah, A.Md, nama penyuluh perikanan yang merupakan alumnus Fakultas Perikanan Angkatan 2001 dan lulus tahun 2004 ini sudah bertugas di desa ini sejak pertengahan tahun 2011 yang lalu.
Berkumpulnya anggota-anggota kelompok adalah untuk melakukan pertemuan pasca pencairan dana kegiatan penumbuhan pembinaan dan pengembangan kelompok pelaku utana perikanan tahun 2012.  Narasumber dari BP4K Kab. Tanah Bumbu, Eko Prio Raharjo, S.Pi, koordinator penyuluh perikanan yang juga merangkap sebagai Koordinator Jabfung.
Pembinaan dari penyuluh perikanan pada kelompok
Desa Wirittasi merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terkena program ini, yakni berdasarkan Surat Keputusan Kepala BP4K Kab. Tanah Bumbu Nomor 14 Tahun 2012 tanggal 07 Mei 2012 silam.
Desa Wirittasi termasuk desa yang terletak di wilayah pesisir sehingga masyarakatnya banyak yang bekerja sebagai nelayan laut.  Kelompok menerima bantuan ini adalah Kelompok Nelayan "Bina Hikmah" dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 16 orang. Kelompok ini sudah dibentuk pada tahun 2005 silam dengan ketua Muhammad Taher (45 tahun).  Berdasarkan hasil pantauan sementara, kelompok ini masih sangat terbatas administrasi (pembukuan) kelompoknya, namun sudah mempunyai Buku Tamu Kelompok.  Selama pertemuan berlangsung, narasumber menjelaskan latar belakang, tujuan, penerima dan mekanisme penumbuhan dan pengembangan kelompok.  Diskusi dan tanya jawab juga dilakukan bagi anggota kelompok yang kurang faham.
Pengurus kelompok BINA USAHA
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua kelompok, kelompok Bina Hikmah baru akan mencairkan uang hari ini di Bank BRI terdekat.  Sesuai dengan apa yang tercatat di dalam rencana pengelolaan kegiatan, dana sebanyak Rp 2.750.000,- (dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) di rekening tersebut akan diperuntukkan melengkapi administrasi kelompok seperti buku kas, buku inventarisasi barang, buku notulen pertemuan, buku absen rapat, buku agenda surat, buku tamu, buku rencana kegiatan, buku kegiatan usaha, buku laporan keuangan, papan nama kelompok.  Selain itu juga termasuk pertemuan dalam penyusunan RUK (Rencana Usaha Kelompok), rapat rutin kelompok, pertemuan dengan mitra Bank, pembinaan usaha anggota dan pelaporan.  Semua kegiatan itu akan dilakukan secara bertahap tergantung situasi dan kondisi di kelompok itu sendiri.
Sebagai penyuluh perikanan, kita semua berharap dapat membantu mitra kita yakni kelompok pelaku utama perikanan sampai mereka benar-benar mandiri.
BRAVO PENYULUH PERIKANAN!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

PENUMBUHAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PELAKU UTAMA PERIKANAN DI KAB. TANAH BUMBU (Bagian 2)

Photo bareng penyuluh perikanan dengan anggota kelompok
Sebagai tahap awal pelaksanaan kegiatan di lapangan dan tindak lanjut pertemuan beberapa waktu yang lalu, Senin (23/07/2012) tepat pukul 09.30 wita, Koordinator Penyuluh dan tim beserta penyuluh perikanan setempat melakukan kunjungan ke Kelompok Nelayan "ANTASAN", yang beralamat di RT 01 desa Pulau Tanjung, Kecamatan Kusan Hilir Pagatan.  Kegiatan ini meliputi sosialisasi pasca pencairan dana ke masing-masing rekening kelompok sebanyak Rp 2.750.000,-.  Selain sosialisasi dalam kegiatan ini pula dijelaskan petunjuk teknis (pedum) kepada anggota kelompok yang hadir.
Sebagai pembicara pada pertemuan ini, Eko Prio Raharjo, S.Pi, selaku Koordinator Penyuluh Perikanan dan Koordinator Jabatan Fungsional (Jabfung) sekaligus reporter SMB Online, menjelaskan apa yang dilakukan oleh kelompok pasca pencairan dana beberapa hari silam.  
Pemberian materi dan diskusi kelompok
Pengurus dan anggota kelompok yang sudah mencairkan dana tersebut harus mengadakan atau melaksanakan apa yang sudah disepakati secara bersama sesuai RUK yang ada, membuat laporan pertanggung jawaban keuangan, dan menyerahkan berkas tersebut ke pihak kabupaten (BP4K).
Setelah pemberian materi selesai, dilakukan tanya jawab dan diskusi untuk menampung aspirasi anggota kelompok dan mengukur pemahaman anggota kelompok terhadap materi yang diberikan oleh narasumber.
Monneng, selaku Ketua Kelompok mengemukakan bahwa untuk kelancaran penyusunan buku-buku administrasi kelompok harus melibatkan penyuluh perikanan setempat.  selain itu, ia juga mengatakan rasa terima kasihnya kepada tim dan semua pihak atas terpilihnya kelompoknya menjadi salah satu penerima dana ini. "Mudah-mudahan dengan adanya dana ini bisa menambah dan melengkapi pembukuan dan sarana kelompok kami", katanya. 

Antosiasme anggota kelompok terhadap kegiatan
Adapun hasil yang diperoleh pada saat melakukan kunjungan dan pembinaan ini antara lain :
  1. Pihak kelompok sudah mencairkan dana melalui rekening kelompok, juga siap melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan secara bersama.
  2. Waktu pelaksanaan untuk penyusunan buku administrasi selama 1 (satu) minggu setelah pertemuan ini.
  3. Setelah point (2) selesai, akan dilanjutkan dengan penilaian kelas kemampuan kelompok oleh tim penilai, yang terdiri dari beberapa unsur kelembagaan.  Rencananya akan diselesaikan bulan Juli hingga Agustus ini.
  4. Sesuai dengan apa yang dijelaskan, bahwa jika ada dana yang ada tersisa, disarankan untuk membeli atau mengadakan sarana kelompok yang lainnya yang belum ada dimiliki oleh kelompok.
Mari... dengan keikhlasan hati,niat yang baik dan tanggung jawab, kita membina pelaku utama perikanan dimana pun kita berada, khususnya di Kabupaten Tanah Bumbu Bersujud yang kita cintai ini.
BRAVO PENYULUH PERIKANAN!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Senin, 23 Juli 2012

PENUMBUHAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PELAKU UTAMA PERIKANAN DI KAB. TANAH BUMBU (Bagian 1)


Muhammad Amin, SP
Eko Prio Raharjo, S.Pi
Seusai mengikuti kegiatan Evalusi dan Penilaian Kelas Kelompok Pelaku Utama Perikanan Regional V Kalimantan di Hotel Bina Subur Banjarmasin, Eko Prio Raharjo, S.Pi, Koordinator Penyuluh Perikanan yang juga merangkap sebagai reporter SMB Online, melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang kelembagaan Sarana dan Prasarana BP4K Kab. Tanah Bumbu, Muhammad Amin, SP, Senin, 09 Juli 2012.  Hasil koordinasi antara lain penyampaian bahan dan informasi kegiatan serta rencana tindak lanjut dari pihak BP4K Tanah Bumbu dalam rangka menyikapi adanya Program Penumbuhan Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Pelaku Utama Perikanan Tahun 2012, yang akan dimulai awal Juli hingga Agustus 2012 ini.  Menurut Muhammad Amin, SP, kegiatan ini harus diapresiasi dan ditindak lanjuti dengan baik sesuai dengan tupoksi yang dijalankannya.  "Kita usahakan secepatnya persiapan kegiatan ini, baik dari sosialisasi hingga pelaksanaannya di lapangan."  
Sebagai hasil koordinasi yang dilakukan oleh Koordinator Penyuluh dengan Kabid Kelembagaan Sarana dan Prasarana yang juga merupakan rencana tindak lanjut, secara tertulis dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Perlunya membuat SK Kepala BP4K Tanah Bumbu mengenai tim penilai kelas kemampuan kelompok, hal ini berguna untuk legalitas tim penilai dan juga untuk penilaian dupak bagi penyuluh perikanan fungsional nantinya.
  2. Sosialisasi dan koordinasi kegiatan kepada masing-masing kelompok pelaku utama perikanan penerima program bantuan, melalui penyuluh perikanan masing-masing.
  3. Tim Panitia Pelaksana (Kabupaten) yang telah dibentuk berdasarkan SK Kepala BP4K Kab. Tanah Bumbu Nomor 14 Tahun 2012 supaya menyusun draft Tim Penilai Kelas Kemampuan Kelompok yang nantinya di SK-kan oleh kepala badan.
  4. Tim Panitia Pelaksana (Kabupaten)  sebagaimana yang dimaksud pada point (3), mempelajari mekanisme peng-SPJ-an karena bertugas meng-SPJ-kan atau melaporkan keuangan hasil kegiatan kepada pihak Bakorluh Prov. Kalimantan Selatan.
  5. Tim Panitia Pelaksana (Kabupaten) melaporkan kepada pihak Bakorluh Prov. Kalimantan Selatan berupa photocopy rekening kelompok, profil kelompok, SK Kepala Badan, dan Rencana Usaha Kelompok (RUK) secepatnya.
Berdasarkan SK Kepala BP4K Kab. Tanah Bumbu Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penerima Fasilitasi Penumbuhan Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Pelaku Utama Perikanan Tahun 2012 tanggal 07 Mei 2012 (Lampiran 01), daftar nama kelompok penerima fasilitasi antara lain sebagai berikut :
  1. Kelompok ARTOMORO (Ketua : Muhtar), alamat desa Sarigadung Kecamatan Karang Bintang;
  2. Kelompok CUMI-CUMI (Ketua : H. Saduka), alamat desa Sungai Loban Kecamatan Sungai Loban;
  3. Kelompok PADA IDI SIAME-AME (Ketua : Upe), alamat desa Pejala Kecamatan Kusan Hilir;
  4. Kelompok ANTASAN (Ketua : Monneng), alamat desa Pulau Satu Kecamatan Kusan Hilir;
  5. Kelompok MINA LESTARI (Ketua : Tirto Wiyono), alamat desa Banjarsari Kecamatan Angsana;
  6. Kelompok BUAH TAMBAK (Ketua : Alimuddin), alamat desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir;
  7. Kelompok BINA HIKMAH (Ketua : M. Taher), alamat desa Wirittasi Kecamatan Kusan Hilir;
  8. Kelompok HASIL LAUT (Ketua : Haruna), alamat desa Muara Pagatan.
Kita semua berharap, semoga kegiatan ini bisa berhasil dan sukses dengan baik.  Untuk itu, sangat diperluklan dukungan dari semua pihak hingga terlaksananya kegiatan ini nantinya.
BRAVO PENYULUH PERIKANAN!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Sabtu, 21 Juli 2012

PENILAIAN SERTIFIKASI CBIB BAGI PEMBUDIDAYA TAMBAK DI SEPUNGGUR

Apa itu CBIB? perlu diketahui, CBIB adalah kepanjangan dari "Cara Budidaya Ikan yang Baik".  CBIB merupakan program atau kegiatan dari Direktoral Jenderal (Ditjen) Perikanan Budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kelompok pelaku utama dalam menerapkan CBIB pada usaha budidaya ikan/udang.  Dengan adanya CBIB ini, diharapkan hasil produk dari budidaya kelompok akan sesuai dengan standar sehingga mempunyai nilai jual yang memadai (tinggi) baik di pasar lokal maupun di pasar internasional. Di Kabupaten Tanah Bumbu, kegiatan CBIB ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 19 Juli 2012 bertempat di desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir.  Kelompok yang dinilai terdiri dari 2 kelompok, yaitu Kelompok Mina Sate'ne dan Kelompok Paraikatte yang keduanya sama-sama mempunyai usaha budidaya air payau (tambak).
Udang Windu (Penaeus monodon), primadona ekspor
Sebagai Tim Sertifikasi, terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu Ibu Ir. Asmaniah dari Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bapak Ir. Nurbaini Yusuf, MP dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalsel dan Bapak Masjidin, S.Pi dari Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin.  Kegiatan ini juga dihadiri oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan  dan Koordinator Penyuluh Perikanan setempat.
Acara dimulai pukul 10.00 wita bertempat di rumah Rusdi, ketua kelompok Mina Sate'ne di desa setempat.  Kegiatan ini dilakukan dengan metode kuisioner dan wawancara oleh Para Tim Sertifikasi kepada pengurus dan anggota kelompok yang hadir.
Harga jual tergantung kualitas
Menurut Ibu Ir. Asmaniah, kegiatan ini dilatar belakangi banyaknya produk-produk hasil budidaya di Indonesia masih belum memenuhi standar pasar internasional, akibatnya harga jual masih relatif rendah.  Untuk itu, sebagai upaya untuk perbaikan dan peningkatan kualitas produk maka dilakukan sertifikasi CBIB. Ia menambahkan, dengan adanya sertifikasi CBIB ini diharapkan akan bisa memperbaiki kualitas produk sehingga aman untuk dikonsumsi.  Menurutnya, sertifikasi CBIB ini pertama kali dilakukan di Tanah Bumbu mulai tahun 2011 di desa lainnya.
Bagi kelompok yang dinyatakan lulus oleh tim sertifikasi akan diberikan sertifikat CBIB, sebab kebijakan Pemerintah ke depan untuk produk-produk yang diekspor harus dilengkapi dengan sertifikat CBIB tersebut.
Rusdi, selaku ketua kelompok Mina Sate'ne berharap "mudah-mudahan aja kelompok kami lulus dan mendapatkan sertifikat" ujarnya. 
Berdasarkan hasil evaluasi tim yang dicatat oleh reporter SMB Online, maka dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut :
Pengelolaan tambak sangat mempengaruhi hasil paroduksi
  1. Pintu pemasukan atau pengeluaran air di tambak menjadi satu, sehingga sangat memungkinkan penularan wabah penyakit;
  2. Tidak adanya pencatatan atau pemantauan kualitas perairan tambak oleh pembudidaya;
  3. Benur udang tidak berasal dari hatchery yang bersertifikasi (benur udang tidak bersertifikat), sehingga ke depan sangat diperlukan sertifikasi benur udang
  4. Belum ada standar operasional (SOP) usaha budidaya
  5. Berdasarkan hasil penelusuran tim, masih ada sebagian pembudidaya tambak yang membuang sampah ke sungai;
  6. Kualitas es yang digunakan belum tentu menjamin produk;
  7. Perlunya menjaga sanitasi lingkungan dan produk dalam usaha budidaya;
Untuk mengantisipasi hal tersebut, tim telah merekomendasikan upaya penanggulangan sebagai berikut :
Udang windu yang siap panen
  1. Pembuatan saluran pintu masuk dan pintu keluar air tambak, saluran pintu masuk terpisah dengan saluran pintu pengeluaran
  2. Adanya pencatatan atau pemantauan kualitas air tambak, sehingga mudah untuk melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu;
  3. Adanya benur udang yang bersertifikat  untuk usaha budidaya ke depan, hal ini bisa  berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai informasi benur yang bersertifikat;
  4. Mengkoordinasikan dengan instansi terkait mengenai SOP usaha budidaya;
  5. Menjaga kualitas lingkungan tambak dan lingkungan sekitar agar terhindar dari sampah-sampah dari rumah tangga maupun sampah yang berasal dari sungai, membakar sampah-sampah yang ada di sekitar tambak;
  6. Adanya pembinaan lanjutan dari instansi terkait.
Selain itu, sebagai wujud kepedulian terhadap para pembudidaya tambak yang ada di wilayah desa Sepunggur dan sekitarnya, pihak BP4K Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan) Kab. Tanah Bumbu beberapa bulan lalu telah menempatkan petugas penyuluh perikanan untuk wilayah kerja desa Sepunggur, Segumbang dan Kersik Putih.
Untuk itu, sangat diperlukan sistem informasi yang baik dari pihak pembudidaya, petugas dan instansi terkait dalam rangka mewujudkan kesejahteraan para pembudidaya ikan khususnya pembudidaya tambak yang ada di desa Sepunggur dan sekitarnya serta di Kabupaten Tanah Bumbu umumnya.
BRAVO PENYULUH PERIKANAN!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)