Jumat, 18 November 2011

Kisah Si Pembuat Bagan Tancap Mini

Apa anda mengenal wilayah pantai Pagatan, khususnya di sekitar lokasi siring pantai yang terletak di arah barat jembatan terpanjang di Kab. Tanah Bumbu ini? Nah, di sekitar lokasi itu (pesisir pantai) ada sesuatu yang sangat unik jika kita cermati.  Hadirnya keunikan ini merupakan hasil buah tangan dari remaja kelas 3 siswa SMPN 2 Pagatan.  Apakah keunikan tersebut ? Mari kita simak liputannya berikut ini :

Bagan Tancap Mini buatan Hasriyadi dilihat dari dekat
Hasriyadi (15 Tahun), salah seorang remaja dari keluarga nelayan yang tinggal di desa Beringin kecamatan Kusan Hilir ini mengaku sangat puas dengan apa yang telah dilakukannya beberapa bulan yang lalu.  Bagaimana tidak, biasanya alat tangkap "Bagan Tancap" (Bagang), yang biasanya dibuat oleh puluhan orang itu bisa dibuatnya sendiri dengan waktu hanya sekitar 1 minggu, karena hanya dibuatnya pada saat  waktu luang sore hari setelah pulang sekolah saja.  Ia menambahkan, jika dibuat dengan serius mungkin hanya memakan waktu beberapa hari saja.  Apa mungkin ya???

Menurut Hasri, inspirasi atau ide kreatif ini berawal dari keseringannya ia ikut ke Bagan untuk membantu sang paman setiap hari libur sekolah.  Ini dilakukannya untuk membantu orang tuanya membiaya sekolahnya.  Karena keseringannya itu, ia sangat akrab dengan bagan tancap ini, hingga "menjadi teman akrabnya dalam mengisi liburan sekolah", katanya.  Bagan yang sering didatanginya itu sangat jauh, sehingga hanya pada saat libur dan waktu tertentu saja  ia bisa kesana.  Karena keakrabannya dengan bagan itu, akhirnya ia pun berfikir bagaimana caranya agar ia bisa setiap hari bisa melihat bagan dan duduk disana kapan saja walaupun bukan pada hari ibur.  Nah, akhirnya ia pun mendapatkan ide yang sangat kreatif ini yakni membuat bagan tancap mini.

Hasriyadi (15 Th) dan Bagan Tancap Mini buatannya
Menurutnya, bagan tancap mini ini dibuat pada bulan puasa beberapa bulan yang silam.  "Ilmu ini tidak ada dipelajari di sekolah, tapi hanya didapat dari pengalaman" ucapnya.   Dengan berbekal kayu-kayu bekas dan bambu yang ia cari di sekitar belakang rumah maupun tepi pantai, ia pun mulai menancapkannya dan mengikat dengan tali nilon sembari merangkai rangka bagan tersebut.   Setelah hampir selesai, kemudian diberi dari (semacam jaring) untuk perangkap ikannya.  Jarak antara bagan dengan bibir pantai sangat dekat, hanya mencapai beberapa meter saja.  Kedalaman bagan ini jika air surut hanya ± 0,5 m dan ± 2 m jika air pasang.  Ia mengaku, sering nongkrong di atas bagan itu sambil menikmati indahnya pantai Pagatan.  Menurutnya, ukuran bagan tancap mini ini hanya 4 x 4 m dengan tinggi 3 m.

Menurut sang ibu, memang sudah sejak kecil ia sangat suka dengan bagan.  Hasri berharap, semoga dirinya kelak bisa berguna bagi nusa dan bangsa.  Ketika ditanya oleh Reporter SMB Online apa cita-cita Hasri, ia pun menjawab dengan tersipu malu "ulun handak menjadi insinyur perikanan aja" sambil melemparkan senyuman polosnya. 

Nah, bagi kawan-kawan lainnya yang tertarik bagaimana cara membuat bagan apung atau bagi pelajar yang mau belajar atau bagi guru yang mengajar muatan lokal (mulok) kelautan dan perikanan bisa membawa siswanya kesini untuk melihat dan mempraktikan secara langsung bagaimana cara membuat bagan tancap, salah satu alat tangkap ikan yang lumayan banyak digunakan nelayan di Bumi Bersujud ini.

Yah, semoga saja Hasri, "apa yang kau cita-citakan akan berhasil kelak, paling tidak bertambah satu lagi orang yang komitmen dengan sektor kelautan dan perikanan di Bumi Bersujud ini. Amin." do'a dari Reporter SMB Online yang juga sebagai Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten. 
Hidup Hasri...... Hidup Nelayan!!! (echo).
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Tidak ada komentar: