Sudah berjalan 2 tahun terakhir ini, di kawasan pesisir pantai Kota Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalsel, banyak ditemukan terpal-terpal yang terbentang di antara siring-siring kayu yang dijadikan satu dan ditata sedemikian rupa hingga menyerupai tempat-tempat penampungan. Di atas tempat itu ada atap miring yang menutupinya. Begitu dilihat lebih dekat, terdengar airnya yang selalu berbunyi gemercik. Braaaaaaaakkk..... gropyaaaak..... blerrrrr..... ternyata, sumber bunyi itu berasal dari tempat tadi.
Pak Abdul Jabir |
Ternyata, beliau adalah Pak Abdul Jabir seorang pembudidaya ikan yang ada di desa tersebut. Beliau adalah seorang Ketua Kelompok Karya Bersama I yang baru setahun lebih menggeluti usaha ini. "Ooooi, coba kau lihat itu besarnya kepalanya!!! kalo yang itu, makannya rakus ya???" kata seorang anak kecil berumur 9 tahun kepada temannya sambil menunjuk-nunjuk ke dalam terpal. Sambil menaburkan pakan yang ada di tangannya, beliau berkata, "Hei nak....kamu jangan terlalu dekat disitu, nanti bajumu basah". Maklum, ikan yang dipeliharanya sudah berumur 3 bulan lebih hingga ukurannya sudah lumayan besar, jadi kalo ikannya dikasih makan, ngamuk, dan airnya kecipratan.
Desa Gusunge, Jl. Kapitan Laut Pulo RT 01, disitulah Pak Jabir tinggal bersama keluarga dan ikan kesayangannya. Usahanya sekarang adalah budidaya ikan lele di kolam terpal. Beliau baru memulai usaha ini sejak awal tahun 2012 dari petakan kolam hanya beberapa buah, hingga sekarang alhamdulillah jumlah kolamnya sudah ada 6 buah. "Insya Allah Pak, kalo saya ada rejeki nanti akan saya tambah lagi kolamnya, walaupun secara bertahap tetapi pasti" katanya penuh dengan keyakinan dan optimis.
Menurut Pak Jabir, ukuran kolam terpal yang dimilikinya semuanya berukuran 3 x 4 m, yang terletak di samping kiri kanan rumahnya. Selain itu, dengan ukuran kolam tersebut beliau menebarkan bibit ikan lele sebanyak 2000 ekor dengan kepadatan 166 ekor/m2 dengan masa pemeliharaan antara 3 - 3,5 bulan.
Kolam terpal milik Pak Jabir di desa Gusunge |
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Pak Jabir, setelah masa pemeliharaan 3 - 3,5 bulan dari penebaran 2.000 ekor/kolam akan dihasilkan berat panen antara 350 - 400 kg dengan ukuran 4 - 5 ekor/kg. Kalo kita kalkulasikan akan diperoleh SR (Survival Rate) selama masa pemeliharaan sekitar 80 - 85%, artinya ikan yang dipelihara saat pemeliharaan sampai panen kematiannya sekitar 15 - 20%.
Ikan Lele hasil peliharaan Pak Jabir |
Pak Jabir dan Crew SMB Online sedang wawancara |
Pak Jabir melayani konsumen yang membeli pakan ikan |
Selain memelihara ikan lele, ternyata masih ada kerjaan sampingan beliau, yaitu menjual pakan hasil olahannya. Ini kami buktikan pada saat kami berkunjung ke rumah beliau untuk wawancara guna meliput berita mengenai usaha beliau.
Menurut beliau, hampir setiap hari beliau membuat pakan buatan, dengan bahan baku ikan kering dan tepung dedak, dengan alat penggiling sederhana ynag dibeli beliau dengan dana swadaya. Harga pakan yang dijual adalah Rp 6.000/kg. Konsumen yang membeli pakan ini adalah konsumen lokal, juga ada beberapa konsumen yang berasal dari daerah luar (desa tetangga). Adapun aktifitas beliau dalam pembuatan pakan dipengaruhi oleh faktor ketersediaan bahan baku ikan kering dan kondisi musim. Saat ini, musim hujan sedang berjalan hingga proses pembuatan dan pengeringan pakan masih belum optimal. (echo).
Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu, Kalsel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar