Kamis, 08 Desember 2011

IPH School's Art Festival With Darwis Triadi

Photo Bareng Bersama Darwis Triadi
Rabu, 07 Desember 2011, tepat pukul 15.00 Wib, aku dan istriku pergi meninggalkan kost menuju Kampus Fakultas Kesehatan masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Surabaya.  Setelah mengantar istriku, aku langsung menuju tempat/lokasi kegiatan "IPH School's Art Festival With Darwis Triadi".  Acara ini digelar oleh anak-anak IPH Schools Surabaya, selama 2 hari yaitu hari Rabu s/d Kamis tanggal 07 s/d 08 Desember 2011 bertempat di Lantai LG Mall Ciputra World Surabaya.  Aku mengetahui adanya acara ini melalui banner yang terpasang di simpang tiga jalan arah selatan Galaxy Mall.  Beberapa hari sebelum pelaksanaan, aku sudah mendaftar via sms kepada panitia pelaksana dan mencari lokasinya melalui internet. 
Di saat dalam perjalanan menuju Ciputra World, aku tersesat dan hampir putus asa mencarinya.  Karena Mall ini baru dibangun, tidak semua orang mengetahuinya.  Aku pun bertanya kesana kemari, maklum, aku sama sekali belum pernah kesana dan mengetahui lokasinya hanya melewati peta di internet.  Setelah melalui perjuangan yang begitu berat, akhirnya tepat pukul 16.45 Wib, akupun sampai di lokasi dimaksud.  Hatiku pun lega karenanya, kulihat mall yang begitu megah dan masih baru, yang terletak di Jl. Mayjen Sungkono, Surabaya.
Aku pun masuk mall dan setelah sampai kulihat sekelompok orang di lantai dasar, sedang mengikuti suatu kegiatan, ternyata itu adalah peserta yang sedang mengikuti workshop photography.  Aku pun segera mendaftarkan diri (registrasi ulang) kepada panitia pelaksana, setelah mendapat bahan (semacam buku), aku pun langsung menempatkan diri dan berbaur di antara mereka.  Setelah kuperhatikan, ternyata para peserta yang ikut adalah kalangan menengah ke atas dan para elit photography.  Ada perasaan "gak pede" dan "rasa minder "di hatiku.  Namun, setelah beberapa lama dan sudah bisa menyesuaikan diri, akhirnya hatiku pun menjadi lebih enak.  Kupikir, "Aku jauh-jauh ke tempat ini untuk belajar mengenai photography bersama photographer ternama Darwis Triadi, masa harus malu dan takut....aku harus bisa seperti beliau, karena beliau adalah sosok photographer sukses yang menjadi inspirasikuAku harus bisa...!!!".
Nah, sekarang apa hubungannya keikutsertaanku dan liputanku (ditulis di Suluh Mina Bersujud Online) ini dengan kegiatan photography disini? Jawabnya adalah : 1). Sebagai Penyuluh Perikanan, aku merasa perlu untuk mendalami bidang photography ini, karena dalam melakukan kegiatan penyuluhan perikanan, salah satu hal yang bisa menarik perhatian pelaku utama adalah penyampaian photo-photo atau gambar.  Dengan semakin baiknya (uniknya) tampilan atau photo-photo yang kita suguhkan, akan semakin menarik perhatian bagi subyek yang melihatnya (pelaku utama).  Jika materi atau photo-photo yang ditampilkan sudah menarik perhatian, maka sudah barang tentu misi-misi atau pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada pelaku utama tersebut akan diterima dengan baik.  Semoga dengan diterima secara baik akan bisa diapresiasikan dalam kehidupan dan diharapkan akan merubah pola fikir (mind setting) pelaku utama yang kita bina.  2).  Kegiatan ini dilaksanakan atau diikuti oleh saya pribadi, selaku Penyuluh Perikanan sekaligus merangkap sebagai Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu.  Jadi, sudah seyogyanyalah aku terbitkan tulisan ini, dengan tujuan supaya bisa mengapresiasi dan memotivasi sahabat-sahabat penyuluh perikanan lainnya.
Suasana Workshop Photography bersama Darwis Triadi
Darwis Triadi, photographer kondang asal Jakarta ini diundang oleh anak-anak IPH Schools Surabaya untuk mengisi acara IPH School's Art Festival yang merupakan festival seni yang berisi beraneka ragam agenda kegiatan, diantaranya penampilan performance anak-anak IPH, fun photo corner free bagi para pengunjung Mall Ciputra World Surabaya, Workshop and On The Spot Competition With Darwis Triadi (dilaksanakan pada hari pertama) dan photography class for IPH students and Make Up Demo, fun photo corner free bagi para pengunjung Mall, penerimaan piala oleh Darwis Triadi dan penutupan acara (dilaksanakan pada hari kedua).
Miranda B Ticoalu, ketua panitia pelaksana di dalam kata pengantarnya, menyebutkan bahwa ia mengambil bidang seni photography sebagai "The Eye Of The Storm", sebab minat para pemuda di Indonesia umumnya, di Jawa Timur khususnya, terhadap bidang photography sangatlah tinggi.  Hal ini dapat dilihat pada semakin maraknya komunitas-komunitas photography yang ada.  Dengan keikutsertaan seorang Darwis Triadi , ia yakin bahwa antusias para pelajar terhadap photography tidak akan berhenti di sekedar hobby saja, tapi bisa membuka pemahaman yang lebih luas tentangnya sekaligus membangun apresiasi seni mereka.
Dalam penyampaiannya, Darwis mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang photographer, yaitu : Spirit (semangat), Motivation (Motivasi) dan Mental.
Semangat, merupakan hal yang pantas dimiliki oleh seorang photographer, bagaimana tidak, jika pada saat mengambil moment tanpa adanya semangat bisa dipastikan hasilnya belum maksimal.  Dengan adanya semangat bagi seorang photographer, bisa menjadikan photographer tersebut menjadi lebih berkembang dan selalu belajar dari pengalaman.  
Motivasi, dengan adanya semangat yang tinggi, tentu akan menghasilkan motivasi yang tinggi pula, sehingga dalam diri seorang photographer tidak akan mengenal putus asa di dalam belajar dan terus belajar demi kesempurnaan ilmu photographynya.
Mental, juga sangat mendukung.  Jika seorang photographer tidak mempunyai mental yang kuat, biar pun ia sudah mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi tentu hasilnya masih sangat jauh dengan apa yang diharapkan.  contohnya, seorang photographer yang lagi mengambil photo model yang baru dikenalnya, mungkin masih "kaku" dan bertingkah serba salah (salah tingkah) sebab model biasanya berparas cantik dan jelita.  Untuk menghadapi hal demikian, sebelum hunting, alangkah lebih baiknya disertai perkenalan, jabat tangan dan guyonan untuk mencairkan suasana.
Selain hal di atas, beliau juga menambahkan kata-kata bijak yang bisa direnungi oleh seorang photographer, yang mana jika kata-kata bijak tersebut bisa diresapi oleh seorang photographer, insya allah akan membuahkan hasil yang gemilang.  Kata-kata bijak itu adalah "Belajar memotret berarti sama dengan belajar introspeksi diri", mari kita kembangkan sesuai dengan pemahaman kita masing-masing.  Yang pasti, seorang photographer dalam memotret suatu obyek, jika ada error (kesalahan teknis), misalnya hasil photonya gelap, tidak mungkin ia akan membiarkannya begitu saja.  Pasti ia akan bertanya : mengapa demikian? kemudian, ia pasti mencocokkan dan menyetel spesifikasi teknis yang ada (ISO, speed ataupun f nya, dll) hingga diperoleh hasil yang sepantasnya.  Dengan hal demikian, secara spontan ia akan mempelajari hal tersebut dan berusaha tidak akan mengulanginya.  Dalam hal ini, seorang photographer selalu membaca situasi terhadap faktor-faktor yang menyebabkan photonya demikian.  Inilah yang dinamakan introspeksi diri.
Beberapa Hasil Hunting Bareng dalam "On The Spot Competition"
Setelah acara workshop ini selesai, sekitar pukul 19.00 Wib acara dilanjutkan dengan On The Spot Competition (lomba photo model bagi peserta) yang berlangsung di Lantai 3.
Nah, semoga saja tulisan atau informasi ini berguna bagi kita semua, khususnya bagi para Penyuluh Perikanan, mari kita tingkatkan inovasi dan apresiasi kita di segala bidang, khususnya pada bidang yang mendukung kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan, salah satunya PHOTOGRAPHY ini. (echo).
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan kab. Tanah Bumbu)

Tidak ada komentar: