Selasa, 22 November 2011

Olah dan Jual, Duit Pun Didapat

Pagi selasa, sekitar pukul 07.00 Wita, dengan ditemani 2 buah tas aku berjalan ke arah pesisir pantai Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir. Sudah pasti, 1 tas berisi handycame dan yang 1 tasnya lagi berisi kamera.  Sembari ditiup angin sepoi-sepoi, aku menikmati perjalanan ini dengan penuh menyejukkan hatiku.  Sesampai di pesisir pantai, kulihat laut yang sangat teduh tanpa gelombang sedikit pun, yang terasa tidak langsung mengingatkan aku kepada sahabat karibku "Si Umbu" (terumbu karang), yang sudah 1 bulan lebih belum ada kutengok.  Dan, aku pun kembali merindukannya, sangat merindukannya.  Beberapa saat aku terpaku pada lamunanku.  Tak jauh dari bibir pantai, kutemui beberapa orang sedang sibuk menjemuri ikan dan di atas para-para, lalu aku pun menghampirinya.

Proses perendaman di air garam
"Assalamu'alaikum, pak" ucapku di tengah-tengah keheningan dan kesibukan mereka.  Mereka pun menjawab "Waalaikumussalam, eh pian kah pak Eko?", jawabnya sambil menyapaku.  "Kaya apa kabar pian pak? yah, mudahan sehat-sehat aja" sambil tersenyum aku pun memulai pembicaraan. "Alhamdulillah sehat-sehat aja pang nah" timpalnya. Setelah beberapa menit kubiarkan mereka sibuk dulu, setelah beberapa lama lalu ia pun mempersilakan aku duduk. "Ada kabar apa neh? pina sungsung bejalanan sudah." tanyanya.  "Oh...kada pak ai, ulun handak minta waktu banarai setumat, untuk wawancara lawan pian".  Aku pun mulai menjelaskan maksud kedatanganku dan mensosialisasikan adanya SMB Online ini kepada mereka, akhirnya mereka pun menanggapi dengan positif bahkan mendukugnya.

Dia adalah Arifansyah (42 tahun), laki-laki yang sering dipanggil Irfan ini, adalah salah satu pelaku utama sekaligus pelaku usaha di bidang perikanan yang tinggal di RT 04 desa Juku Eja.  Sebagai pelaku utama karena dia merupakan pengolah hasil perikanan (ikan asin), sedangkan sebagai pelaku usaha karena dia berjualan (dagang) ikan.  Memang, itulah sektor "kelautan dan perikanan", bagi saya memang sangat mengasyikkan dan menyenangkan, karena 2 kata tersebut memang tidak bisa dipisahkan.

Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari langsung
Menurut Irfan, sistem usaha yang dilakukannya bukan hanya pada tahap pengolahan saja, namun juga pada tahap penjualannya.  Karena dengan mengolah dan menjualnya sendiri untungnya akan lebih lumayan dari pada membeli kemudian menjualnya.

Jenis ikan yang diolah (diasinkan) Irfan ada ikan yang besar, ada juga yang kecil.  Ikan yang besar ini biasanya jenis-jenis ikan ekonomis penting seperti ikan tenggiri, ikan telang papan dan ikan mayung. Sedangkan ikan yang kecil ini seperti ikan tembang, gulama, bogor dan serisi. Ikan-ikan yang disebutkan adalah ikan yang dominan saja, masih banyak lagi ikan-ikan lainnya.

Namun, perlu kita ketahui dan diingat bahwa dalam pengolahan ikan asin ini biasanya terjadi penyusutan berat daging ikan, karena melalui proses pengeringan.  Dalam hal ini, menurut pengalaman Irfan, dalam 100 kg (1 pikul) ikan segar, akan mengalami penyusutan antara 50 - 65%.  Ia menjelaskan, jika kita mengolah atau mengasinkan ikan yang besar dari 100 kg akan diperoleh hasil akhir sebanyak 60 kg, sedangkan untuk ikan yang kecil hanya sebanyak 40 - 50 kg saja.  Itu juga tergantung jenis ikan yang diasinkan. 

Untuk lebih jelasnya, ia mencontohkan untuk ikan telang (tenggiri) dalam 100 kg hanya bisa diperoleh sekitar 60 kg, jadi penyusutannya 40%.  Ikan otek (manyung) diperoleh 35 - 40 kg (penyusutan 60 - 65%).

Ikan tenggiri yang akan dikeringkan
Nah, sekarang untuk bisa mengolah ikan asin apa saja yang harus kita lakukan? Caranya dengan merendam ikan ke dalam larutan garam ke dalam suatu tempat (bak kayu, stirofoam, dll).  Menurut pengalaman ikan, ikan larutan garam ini terdiri dari air sebanyak 30 liter, diberi garam sebanyak 25 kg.  Biasanya dalam 100 kg (1 pikul) ikan, Irfan memberi garam sebanyak 25 kg saja.  Jika ikan yang diolah  ukurannya kecil maka hanya direndam selama 1 malam saja, untuk ikan yang ukurannya besar bisa direndam selama 2 malam.  Pada saat penjemuran, ikan kecil biasanya lebih cepat kering dibanding ikan besar.  Pengalaman Ifran, ikan besar dijemur rata-rata selama 2 - 3 hari, sedangkan untuk ikan kecil hanya 1 - 1,5 hari saja.  "Itu jua tergantung kondisi cuacanya, yang pasti rata-ratanya kaya itulah", katanya.

 
Ikan tenggiri yang sedang dikeringkan
"Yah...ulun rasa cukup dulu wawancara hari ini Pak Ifan, kena pulang kita dilanjutkan" ucap saya dengan maksud bukan untuk memutuskan pembicaraan, tapi karena waktu yang terbatas.  "Terima kasih dulu pak lah, semoga aja usaha pian selalu mendapat berkah," do'aku buat Pak Irfan.  "Ulun minta maaf nah bila mengganggu sampiyan lah." tambahku.  "Iya, kada papa pak ai, selamat bertugas aja, semoga pian jua sukses."  Aku pun berjabatan tangan kemudian mengucapkan salam dan meninggalkan tempat/pondok.

"Ayo, mari kita makan ikan, baik bagi ibu-ibu, bapak-bapak, kakak-kakak maupun adik-adik, mari kita makan ikan, baik itu ikan asin maupun ikan yang belum diasinkan, yang penting ikannya segar lho".  Kenapa????? Karena ikan banyak mengandung protein (protein hewani) yang berguna untuk pertumbuhan dan kecerdasan karena daging ikan juga mengandung Omega 3 lho....
Hidup Nelayan..... Hidup Ikan.........
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Tidak ada komentar: