Jumat, 25 November 2011

Jangan Katakan Cinta, Kalo Gak Berani Nyebur

Tepat pukul 15.30 wita (Kamis, 24/11/2011), kami dan rombongan menuju desa Angsana kecamatan Angsana, yang berjarak sekitar 65 km dari Pagatan, kecamatan Kusan Hilir.  Rombongan yang kudampingi kali ini adalah anak siswa dan siswi dari SMKN 3 Banjarbaru sebanyak 6 (enam) orang, dalam rangka survey kawasan wisata yang ada di Angsana yaitu Obyek Wisata Pantai Angsana Bahari dan Terumbu Karang.  Obyek wisata ini terletak di Pantai Angsana dengan hamparan puluhan gugusan terumbu karang yang ada di lautnya.
Photo Bareng Di Dermaga Angsana
Setelah pukul 16.45 wita, kami pun tiba di Pantai Angsana dan tanpa komando, para siswa dan siswi pun berpencar mengambil photo/dokumentasi laut dan pantai yang boleh dikatakan mempesona itu.  Aku yang sudah melihat kondisi semakin sore, langsung mendatangi nelayan yang akan membawa kami ke laut untuk memperlihatkan terumbu karang kepada mereka.  Akhirnya, Sayid Usman, yang punya kapal pun mengiyakannya untuk pergi ke laut sebab walaupun sudah agak sore namun kondisi laut masih bersahabat dan masih mendukung.
Tak lama kemudian, kami pun menyiapkan peralatan dan perlengkapan seperti peralatan snorkling (masker, fin dan snorkling), life jacket (pelampung), GPS (Global Positioning System), shampoo (bukan untuk mandi lho, tapi untuk mencuci masker agar tidak fooging atau mengembun saat dipakai), dan lain sebagainya.
Lagi siap-siap ke laut, sempat pake diphoto nih
Tujuan survey kali ini bagi siswa dan siswi adalah sebagai survey awal untuk melihat kondisi pantai, melihat secara langsung terumbu karang.  Para siswa dan siswi dibagi menjadi beberapa kelompok di sekolah yang ditugaskan membuat tour pariwisata dimanapun berada.  Selain kelompok ini, kelompok siswa yang lainnya survey di kawasan wisata lainnya.  Kelompok yang kudampingi ini adalah Kelompok II (Dua), yang anggotanya terdiri dari 6 (enam) orang, yaitu Jieach, Nia, Tina, Nida, Kipli dan Eri.  Ia tertarik akan terumbu karang karena aku sering menceritakan kepada mereka betapa indahnya terumbu karang yang ada disana. Setelah survey pendahuluan ini, mereka akan membuat presentasi mengenai lokasi wisata ini kemudian dipresentasikan (diekspose) di kelas mereka, bagi tour wisata yang paling banyak peminatnya maka akan dilakukan, dengan melibatkan siswa dan siswi serta guru-guru mereka yang jumlahnya kurang lebih sebanyak 100 orang.
Ini dia...Calon Sang Penjaga Laut
Singkat cerita, kami pun sudah berada di atas kapal.  Dengan alunan ombak yang tenang seakan-akan membuat kami ingin tidur sambil menikmati keindahan laut Angsana.  Kendati demikian, aku sebagai penyuluh perikanan di desa itu, juga sebagai pemandu mereka, sambil memberikan penyuluhan dan informasi mengenai keberadaan terumbu karang yang ada di sekitar perairan itu.  Mereka pun semakin tertarik, dan semakin semangat untuk melihat secara langsung terumbu karang yang ada.  "Jangan lupa, gunakan life jacket (pelampung) demi keselamatan kita semua" tegasku kepada mereka agar selalu dalam keadaan "safety" (aman).
Setelah kurang lebih 20 menit di atas kapal menuju karang, akhirnya tibalah kami di Karang Kima, salah satu karang yang paling luas (sekitar 10 ha) di Kabupaten Tanah Bumbu dan timbul pada saat air surut.
Photo Bareng Sebelum Ke Laut
Sesampai disana, aku langsung mengarahkan dan membimbing mereka agar siap untuk berpetualang di dalam laut.  Pertama-tama, aku jelaskan apa itu peralatan snorkling dan bagaimana cara menggunakannya.  Lalu akupun mempraktekkannya ke laut secara langsung dengan diperhatikan oleh mereka.  Setelah selesai, mereka pun mencobanya satu persatu dengan bergantian dan sudah barang tentu dibawah pengawasanku.  "Ohhhh....betapa indahnya terumbu karangnya, tak kusangka di tempat kita ini (Kalsel) ada terumbu karang yang sangat cantik seperti ini" kata salah seorang siswi dengan nada terkejut. "Gak ada ruginya kita jauh-jauh kesini kalo kita sudah melihat karang dengan mata sendiri" celetuk salah satu siswa.  "Pasti kawan-kawan kita akan berminat untuk datang kesini" ujar yang lainnya.  Bahkan ketika kutanya salah seorang siswi "Gak nyebur ya?????" dia menggeleng kepala.  Ternyata aku baru tau ternyata dia belum bisa berenang.  "Aku sebetulnya mau banget nyebur supaya lihat karang, tapi aku gak bisa berenang kak" katanya.    "Tenang....sini kakak ajari, biar gak bisa berenang tapi kan udah pake pelampung,,,".  tambahku.  "Katanya cinta karang, masak cinta gak berani nyebur.....lagian ini kan dalamnya cuma 2  meter aja".  
Sang Instruktur Memberikan Pengarahan Sebelum Snorkling
Saking semangat dan tersugestinya cewek ini, ia berani juga akhirnya menceburkan diri.   Byuuuuuurrrr, lalu ia pun basah dengan pelampung yang sudah safety, akupun siap-siap menjaganya.   "Ahhh...enak ya kak, aku bisa timbul kayak gini, itu.....ohhh,,,, bagusnya karangnya....eit itu ada ikan....ikan apa namanya ya...??? Sayang, aku gak bawa kamera underwater, soalnya tadi aku pikir gak sempat ke laut karena kesorean.  Namun, walaupun demikian, dengan kamera SLR pun aku sudah cukup mendokumentasikan kegiatan ini.  "Aku yakin, kawan-kawan di sekolah pasti akan ke sini" kata Jieach dengan penuh semangat.
Setelah kurang lebih 30 menit di laut, hari pun semakin menggelap dan sinar matahari pun sudah hampir sirna dari bagian barat.  Aku pun menyudahi dan menyatakan agar kegiatan hari ini sudah cukup.  "Biar kita sebentar aja di laut, yang penting kalian sudah melihat karang secara langsung, dengan mata dan kepala kalian sendiri."
Akhirnya kami pun pulang menuju muara pantai Angsana yang samar-samar masih terlihat.  Dengan selalu diiringi senyum yang puas, mereka berkata "Aku akan kembali kesini lagi kelak". Akupun berfikir, sebagai penyuluh perikanan yang bertugas di desa ini, alangkah bahagianya aku jika mereka tertarik dan mau komitmen terhadap pelestarian terumbu karang di negeri tercinta ini. (echo).
BRAVO PENYULUH PERIKANAN...!!!
(Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Koordinator Penyuluh Perikanan Kab. Tanah Bumbu)

Tidak ada komentar: